JAKARTA, Berita HUKUM - Belakangan ini kita dikejutkan oleh ratusan pengungsi asal Rohingya yang terkatung-katung selama berbulan-bulan, mereka terlantar dan sengsara ditengah lautan, tanpa stok makanan yang cukup.
Beberapa dari mereka ada yang mati, mereka mencoba untuk mencari tempat yang aman di negara-negara dikawasan ASEAN. "Hanya saja, kapal yang membawa para pengungsi itu ditolak untuk berlabuh di Thailand, Malaysia dan Indonesia," ujar Ulil Abshar Abdalla, selaku salah satu kader dari Partai Demokrat, dikawasan Cafe Menteng Jakarta Pusat, Senin (19/5).
Agak sedikit beruntung, bahwa sebagian dari pengungsi itu ada yang berhasil berlabuh di Aceh dan ditolong oleh penduduk setempat. Tetapi masalah Rohingya jelas tak akan berhenti disana. Pasalnya masih ada ratusan, bahkan ribuan pengungsi Rohingya lainnya yang mengalami nasib serupa.
"Pemandangan semacam ini tentu tak bisa diterima. Krisis pengungsi Rohingya, lepas dari apa agama mereka, tentu menggangu kemanusian kita, dan karena itu harus ada tindakan untuk mengatasi masalah ini," tuturnya.
Sejauh ini, lanjutnya, tampaknya negeri-negeri Asean cuci tangan, tak mau ikut campur tangan dalam masalah ini. "Menanggapi masalah ini, kami dari kader partai Demokrat, dan digerakkan oleh rasa kemanusiaan seakan tak bisa menerima pemandagan yang menyedihkan yang menimpa para pengungsi Rohingya ini," pungkas Ulil Abshar Abdalla.(bh/bar) |