GORONTALO, Berita HUKUM - Dilaksanakan dengan cuaca yang cerah, proses otopsi pada, Rabu (18/12) yang di lakukan Polda Gorontalo bersama Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Mabes Polri terhadap Almarhum Bripda Derustianto Hadji Ali berlangsung dengan lancar dan tertib yang berlokasi di Pekuburan Umum Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.
Berdasarkan keterangan dari Sugiarto Hadji Ali, SH (orang tua almarhum, red), Pihak Polda Gorontalo mengundang Tim Dokter Forensik dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan tiba di Bandara Gorontalo Pukul 06.00 Wita, Rabu pagi kemarin, kemudian menuju Kantor Polda Gorontalo untuk briefing, lalu menuju lokasi pemakaman pukul 06.30 - 07.00 Wita dan melaksanakan kegiatan otopsi mulai pukul 07.30 - 08.00 Wita dan lokasi pemakaman sudah disterilkan semenjak kemarin dengan dibuatkan tenda tertutup tepat di atas makam dan terpasang garis polisi (police line).
Tetapi pantauan pewarta di lapangan, kegiatan otopsi agak molor dari jadwal, proses otopsi ini baru dimulai pada pukul 10.00 Wita lewat sedikit, sesuai pengakuan dari Direktur LBH Limboto Susanto Kadir, SH dan diamini oleh Anggota LBH lainnya.
Sekretaris LBH Limboto Rivky Mohi, SH saat diwawancarai oleh awak media ini mengatakan bahwa LBH Limboto yang dipercaya sebagai kuasa hukum dari ayah Almarhum, memberikan apresiasi terhadap pihak Polda Gorontalo karena telah melaksanakan kegiatan otopsi pagi tadi.
"Alhamdulillah proses otopsi berjalan dengan lancar dan tinggal menunggu saja hasilnya seperti apa dari pihak Polda Gorontalo, kami dari pihak kuasa hukum menyerahkan proses sepenuhnya kepada pihak penyidik Polda Gorontalo dan kami percaya terhadap proses hukum yang sedang berjalan, serta kami yakin pihak penyidik bisa profesional dalam menangani kasus ini," ujar Rivky Mohi.
Rivky juga menambahkan sekiranya sesuai dengan Motto Polri yang Promoter (Profesional, Modern dan Terpercaya), sehingga Tim LBH Limboto menyerahkan sepenuhnya ke pihak penyidik untuk menuntaskan proses kasus ini.
Pada saat proses otopsi telah selesai dan pihak keluarga kembali di rumah duka, Ayah dari Almarhum Bripda Derustianto Hadji Ali kembali bercerita dari awal kejadian yang menyebabkan anaknya meninggal, menurut Sugiarto Hadji Ali, pada tanggal 05 Desember Pukul 10.00 pagi lalu, dirinya mendapat telpon dari sepupunya yang juga anggota Polisi di Polda Gorontalo bahwa anaknya (Almarhum, red) kecelakaan dan sudah dilarikan ke Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo, mendengar kabar itu Sugiarto langsung bergegas menuju Rumah Sakit Islam, tetapi bagaikan disambar petir di siang bolong, Sugiarto langsung shock ketika sampai di rumah sakit lalu mendengar kabar anaknya sudah meninggal.
"Saya sempat bertanya kepada teman satu letting anak saya, apa yang terjadi sebenarnya, dan mereka menjawab bahwa anak saya terjatuh di Got/Selokan pada saat kerja bhakti, tapi ada beberapa versi jawaban yang saya terima dari temannya yang lain lagi, dan saya pun percaya begitu saja dan mengikhlaskan kepergian anak saya untuk selama-lamanya, mungkin ini sudah takdir dari Allah SWT. Memang sebelum pemakaman, Pak Kabid Propam sempat menawarkan untuk otopsi tapi saya bilang biar saja, saya sudah ikhlas, karena saya tidak ada prasangka buruk dan juga saya pikir di Polda itu wilayah steril yang jauh dari kekerasan dan penganiayaan, apalagi dia sementara dinas, dan akhirnya pada hari itu juga anak saya dikebumikan sebelum waktu Ashar, karena saya juga tidak suka lama-lama dikubur, dan Alhamdulillah cuma melewati 1 waktu Sholat yaitu Sholat Dzuhur" ungkap Sugiarto sembari meneteskan air mata.
Lebih lanjut Sugiarto bercerita, seusai pemakaman pada pukul 11 malam, semua keluarga berkumpul di rumah duka termasuk keluarga terdekat yang sempat memandikan jenazah, adik Sugiarto yang memandikan jenazah sempat bertanya, kenapa dada almarhum biru sekali, mukanya memar dan hidungnya agak patah kayaknya serta mengeluarkan darah, berkaitan dengan profesi Sugiarto selaku pengacara, maka timbul di benaknya dugaan bahwasanya kematian anaknya tidak wajar, karena juga Sugiarto korelasikan dengan jawaban teman-teman Almarhum yang berbeda-beda versi jawaban.
"Saya berterima kasih kepada pihak Polda Gorontalo, saya yakin dan percaya Polda akan mengusut tuntas kasus ini, karena saya yakin mereka juga tidak suka dengan adanya kejadian ini, Alhamdulillah juga pada saat pemakaman tanggal 05 Desember, Pak Wakapolda juga datang langsung di pemakaman dan mengucapkan turut berduka cita, ada Pak Dir Shabara, Dir Samapta, sehingganya semua ini saya serahkan ke penyidik reskrim untuk menuntaskan kasus ini dengan seterang-terangnya, In Sha Allah kami tidak akan intervensi karena ini hak dan ranah mereka," tambahnya.
"Harapan saya juga agar pihak Polda Gorontalo bisa transparan dalam penuntasan kasus ini, kuncinya bagaimana oknum pelaku yang diduga melakukan penganiayaan ini bisa di tindak tegas sesuai dengan perlakuan mereka, karena jika dibiarkan maka akan muncul lagi generasi-generasi yang akan membunuh teman-teman lain juga," tutup Sugiarto dengan terbata-bata.
Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP Wahyu Tri Cahyono, S.I.K saat di konfirmasi mengenai otopsi ini belum memberikan tanggapan.(bh/ra) |