Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Gaya Hidup    
Lifebuoy
Lifebuoy Luncurkan Clini-Shield10 Efektif Cegah Penyebaran Kuman
Thursday 10 Jan 2013 15:19:44
 

Suasana acara Lifebuoy di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Kamis (10/1).(Foto: BeritaHUKUM.com/mdb)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Pada Simposium Ilmiah yang mengangkat tema "Teknologi Mutakhir sebagai Perlindungan dari Kuman dan Perannya dalam mencegah Infeksi Nosokomial" di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Lifebuoy Luncurkan Clini-Shield10 Teknologi terbaru dengan Activ Naturol Shield yang efektif mencegah penyebaran kuman di masyarakat, Kamis (10/1).

Acara yang dipandu oleh MC Alvin Adam ini menghadirkan pembicara, Prof Genevieve Berger, Unilever Chief Research and Development Officer, Dr Amit Chakrabortty, Unilever Global Head, Research on Hygiene and Water, Debora Sadrach, Personal Care Director PT Unilever Indonesia, Anis Karuniawati MD PhD Clinical Microbiologist, Kepala Mikrobiologi Universitas Indonesia, Dr dr Sutoto M Kes, dr Adib Abdullah Yahya MARS, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Costy Pandjaitan, CVRN SKM MARS, Ketua Himpunan Perawat Pengendalian Infeksi Indonesia dan Eva Arisuci Rudjito, Marketing Manager Skin Cleansing Category PT Unilever Indonesia.

“Memerangi kuman yang berevolusi dengan cepat menjadi tantangan besar di Indonesia seiring dengan makin tingginya populasi penduduk. Berdasarkan estimasi BPS penduduk indonesia pada tahun 2015 akan mencapai sekitar 250 juta. Dampak dari kepadatan penduduk ini adalah meningkatnya interaksi antar masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung yang tanpa disadari memicu proses transmisi kuman yang terjadi dengan cepat, terutama di area publik," ungkap Debora Sadrach, Personal Care Director PT Unilever Indonesia.

Eva Arisuci Rudjito, Marketing Manager Skin Cleansing Category PT Unilever Indonesia menyampaikan “berdasarkan suvey yang dilakukan oleh Lifebuoy, 92% Ibu menyadari bahwa kuman berevolusi dan anak-anak rentan terkena berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh kuman. Tetapi para ibu kerap tidak menyadari bahwa tingginya populasi dan interaksi antar masyarakat menjadikan area publik berpotensi terhadap penyebaran kuman, salah satunya adalah rumah sakit”.

Costy Pandjaitan, CVRN, SKM, MARS, Ketua Himpunan Perawat Pengendalian Infeksi Indonesia memaparkan “Rumah sakit merupakan breeding ground atau tempat berkembang biaknya kuman, penularan kuman terjadi melalui beberapa cara seperti kontak baik secara langsung maupun tidak langsung yang terjadi di Rumah sakit, antara petugas medis kepada pasien, pasien satu kepada pasien lainnya, pasien kepada orang yang berkunjung.

Penularan juga dapat terjadi melalui udara (droplet), misalnya saat bersin, batuk, berbicara. Kontak jarak dekat antara 60cm – 1m dapat mempermudah transmisi ini Penularan melalui inhalasi (airbone), dimana bakteri ukuran <5 mili micron dapat bertahan hidup di udara dalam jangka waktu panjang dan berpindah dengan jarak yang jauh juga kerap menjadi penyebab terjadinya penularan kuman.

Lebih lanjut PT Unilever Indonesia menyadari bahwa masyarakat nampaknya belum memahami bahwa adanya potensi Infeksi nosokomial (infeksi yang terjadi akibat interaksi yang berlangsung di rumah sakit). Data WHO pada tahun 2005 menunjukkan Infeksi nosokomial menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (WHO, 2002). Di seluruh dunia, 10% pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi nosokomial.

Sedangkan di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di Jakarta (2004) menunjukkan 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi nosokomial.

Menurut Dr. Robert Imam Sutedja, Ketua Kompartemen Umum dan Humas PERSI mengatakan, “Kebiasaan praktisi medis menjaga kebersihan dengan sabun yang benar-benar efektif menghilangkan kuman menjadi sangat penting karena mereka yang berhubungan langsung dengan bermacam-macam pasien yang berarti juga bermacam-macam virus dan kuman.

Menjaga kebersihan praktisi medis merupakan tindakan mencegah penyebaran kuman. Karena itu program edukasi dan sosialisasi mengenai menjaga kebersihan tangan dengan CTPS bagi siapa saja yang ada di rumah sakit terutama petugas medis harus terus digiatkan untuk mencegah penyebaran kuman dan infeksi nosokomial."

Menjaga kebersihan tangan adalah pertahanan awal untuk menjaga kesehatan. Berdasarkan data WHO, Tangan mengandung bakteri 39000 - 4600000 CFU /cm2 yang berpotensi tinggi menyebabkan penyakit infeksi menular. Langkah sederhana dalam menjaga kebersihan tangan berupa CTPS secara teratur dan di waktu yang tepat dapat mencegah penyebaran dan perkembangan kuman yang menimbulkan berbagai penyakit. Hasil riset menunjukkan CTPS dapat mencegah tingkat kejadian penyakit infeksi menular seperti diare hingga 50%, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga 45%.

dr. Adib Abdullah Yahya, MARS, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit menjelaskan bahwa dalam ketentuan keselamatan pasien (patient safety) menjaga kebersihan tangan merupakan yang paling utama harus dilakukan petugas medis. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus dilakukan petugas medis di lima saat penting yaitu sebelum menemui pasien, setelah menemui pasien, sebelum melakukan tindakan medis, setelah menyentuh sekitar lokasi perawatan pasien, dan setelah membersihkan peralatan medis.

Upaya kalangan rumah sakit melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai CTPS untuk pasien safety sejalan dengan misi sosial Lifebuoy berupa program edukasi dan sosialisai CTPS kepada keluarga Indonesia. Jadi, Lifebuoy berkerja sama dengan PERSI untuk menciptakan kebiasaan CTPS di waktu yang tepat sebagai tindakan preventif untuk mencegah terjadinya infeksi dari kuman di kalangan medis, pasien dan juga masyarakat pengunjung rumah sakit.

Prof. Genevieve Berger, Unilever Chief Research & Development Officer berkata, “Komitmen kami adalah membantu lebih dari satu milyar orang untuk meningkatkan kebiasaan sehat mereka pada 2020. Sebagai bagian dari komitmen kami, Lifebuoy terus selalu berada di garis terdepan dalam riset dan pengembangan teknologi sabun untuk berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui inovasi produk. Kami percaya bahwa inovasi produk terbaru kami akan memberikan kontribusi terhadap masyarakat.”

Lebih lanjut penemu dari Teknologi Activ Naturol Shield (ANS) Dr. Amit Chakrabortty, Unilever Global Head Research on Hygiene and Water menjelaskan ANS adalah kombinasi dari zat alami yang jika dikombinasikan dengan teknologi terbaik dalam sabun pembersih menghasilkan sepuluh kali perlindungan yang lebih baik terhadap kuman penyakit. Lifebuoy Clini-Shield10 memiliki empat keunggulan dibandingkan sabun lain, yaitu lebih cepat dan lebih banyak dalam mengurangi kuman, terbukti mengurangi kuman di kulit setelah mencuci tangan, perlindungan lebih lama dalam mencegah pertumbuhan kuman kembali, dan lebih lembut dalam merawat kulit sehari-hari.

Pemaparan teknologi ANS disampaikan dalam acara Simposium Ilmiah berjudul “Teknologi Mutakhir sebagai Perlindungan dari Kuman dan Perannya dalam Mencegah Infeksi Nosokomial”. Simposium ini merupakan hasil kerja sama PT Unilever Indonesia, Tbk., dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

Sebelum bekerja sama dengan PERSI, Lifebuoy juga telah bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dalam Muktamar ke-28 IDI di Makassar pada akhir November 2012, para dokter memberikan respon positif dan memberikan dukungan terhadap diluncurkannya Lifebuoy Clini-Shield10 kepada kalangan medis dan masyarakat.

Debora menambahkan, “Kami berharap kehadiran Lifebuoy Clini-Shield10 di Indonesia dan melalui komitmen bersama diharapkan penyakit infeksi nosokomial dan penyakit infeksi menular lainnya dapat terus berkurang, sehingga akhirnya turut mendukung terwujudnya keluarga Indonesia yang lebih sehat," tutup Debora.

FAKTA TENTANG KUMAN:

• Berdasarkan data WHO, tangan mengandung bakteri 39.000 – 4.600.000 CFU/cm2 yang berpotensi tinggi menyebabkan penyakit infeksi menular.

• Tangan adalah salah satu media penyebaran kuman melalui suatu permukaan yang kita sentuh ke permukaan lainnya seperti tangan petugas medis ke pasien, atau dari ibu ke anaknya, atau menjadi infeksi pada diri sendiri

• Kuman akan terus bertambah kuat, lebih cepat menyebar dan mudah beradaptasi.

• Seiring dengan perpindahan masyarakat, kuman juga akan ikut berpindah melalui makanan, air, nyamuk, lalat, hewan peliharaan, saat bersin, batuk, dan mengusap mata. Terlebih lagi,
beberapa kuman juga dapat berpindah ke satu permukaan ke permukaan lain melalui udara.

• Kuman dapat bertahan di suatu permukaan hingga dua jam serta kuman akan bertambah jumlahnya dua kali lipat setiap 20 menit sekali.

• Lima bakteri yang terdapat di sebuah makanan pada pukul 12 siang dini hari akan bertambah menjadi 10 juta kuman pada pukul 7 malam. Setelah tiga hari, kuman tersebut tidak akan mati.

• Kuman tidak akan mati jika terkena air panas, hanya suhu di atas 140 derajat yang dapat membunuh kuman.

• Metallo-beta-lactamase-enzyme (NDM-1) merupakan gabungan dari beberapa kuman yang dapat menyebabkan kuman menjadi resisten terhadap anti-biotik sehingga berdampak sulitnya menangani infeksi kuman.

Masyarakat Indonesia yang kesadaran ataupun kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun masih rendah khususnya para Ibu dalam menyadari bahwa anak-anak rentan terkena berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh kuman, tetapi para ibu kerap tidak menyadari dimana dan bagaimana kuman dengan cepat bisa berevolusi.

Semakin tingginya tingkat interaksi anak dengan orang lain dan seringnya anak-anak berada di area publik merupakan beberapa hal yang erat kaitannya dengan penyebaran kuman.

Selain itu Rumah Sakit merupakan salah satu tempat dimana kuman dan virus banyak berkembang biak, mengingat terdapat pasien dengan beragam penyakit berkumpul disana. Menurut data WHO, infeksi yang terjadi akibat interaksi yang berlangsung di rumah sakit (nosokomial) merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia dengan 1,4 juta angka kematian di seluruh dunia.

Melihat fakta tersebut, Lifebuoy bekerjasama dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menggelar Simposium Ilmiah untuk membahas mengenai langkah awal apa yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka nosokomial serta memaparkan penemuan teknologi 'Activ Naturol Shield', formulasi terbaik dari Lifebuoy untuk melindungi dari kuman yakni Lifebuoy Clini-shield10, yang harganya dibawah Rp 10.000.

Kegiatan yang intinya sebagai bagian dari kekuatan doktrin untuk lebih luasnya kesadaran Cuci Tangan Pakai Sabun, turut menghadirkan 470 peserta dari pekerja medis berbagai rumah sakit, selain puluhan pekerja media massa, baik media online, tv dan media cetak. Seorang peserta kepada BeritaHUKUM.com mengatakan, "Acaranya bagus, bagi petugas medis jangan sampai lengah dalam menangani pasien, jangan lupa cuci tangan," kata Mira seorang peserta Simposium dari Rumah Sakit Azra.(bhc/mdb)



 
   Berita Terkait > Lifebuoy
 
  Lifebuoy: Apresiasi Gerakan 21 Hari Cuci Tangan Pakai Sabun
  Lifebuoy Luncurkan Clini-Shield10 Efektif Cegah Penyebaran Kuman
  Lifebuoy Berikan Donasi Rp 100 Juta ke SD Jakarta, Jawa Barat dan Banten
  Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Meriah di SDN 05 Jakarta
  Lifebuoy Kembali Gugah Kebiasaan Sehat Cuci Tangan
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2