Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Australia
Media Australia: Peretas Indonesia Serang Lagi Situs Pemerintah Australia
Thursday 21 Nov 2013 13:28:03
 

Situs Polisi Federal Australia (AFP) yang masih error.(Foto: Ist)
 
AUSTRALIA, Berita HUKUM - Situs resmi dua lembaga pemerintah Australia tumbang diserang peretas yang diduga berasal dari Indonesia terkait dengan tindakan pemerintah Australia menyadap beberapa telpon pemimpin tertinggi di Indonesia.

Situs Polisi Federal Australia (AFP) dan Bank Sentral Australia (ARB) pada hari, Kamis (21/11) tidak dapat diakses.

Media Australia Sydney Morning Herald mengutip keterangan juru bicara AFP bahwa situs itu masih beroperasi ketika jam kerja kantor usai pada Rabu sore.

AFP dilaporkan merespon serangan ini dengan "sangat serius" dan hal ini dianggap sebagai pelanggaran kejahatan.

Mereka memastikan serangan itu tidak berdampak kepada sistem IT dan tidak ada informasi sensitif yang disimpan di situs.

Bukan Serangan Pertama

Sementara itu, harian Guardian melaporkan bahwa seorang peretas asal Indonesia telah mengklaim sebagai pelaku serangan itu.

Peretas yang tergabung dalam kelompok Anonymous menyatakan di Twitter bahwa situs Bank Sentral Australia sudah tumbang sejak pukul 03:00 waktu Australia.

Situs ARB sudah kembali beroperasi saat BBC Indonesia mengakses situs itu pada pukul 10:00 WIB.

Ini bukan serangan cyber pertama yang diduga dilakukan peretas Indonesia terhadap Australia.

Awal bulan November, sekelompok peretas menyerang situs-situs bisnis kecil di Australia yang tidak punya hubungan dengan pemerintah.

Aksi peretasan ini terjadi di tengah memanasnya hubungan Indonesia dan Australia pasca terkuaknya aksi penyadapan Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat, termasuk Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Presiden Yudhoyono pada hari, Rabu (20/11) menyatakan menghentikan sementara sejumlah kerja sama dengan Australia, termasuk kerja sama dalam operasi penanggulangan pencari suaka.(BBC/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Australia
 
  Anthony Albanese Resmi Dilantik Jadi Perdana Menteri Australia
  Scott Morrison Jadi Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull Dilengserkan
  Suhu Australia Tembus 50 Derajat Celsius 'Dalam Beberapa Dekade'
  Angkatan Laut Australia Hentikan Kapal Penuh Senjata Api
  Apa yang Membuat PM Australia Tony Abbott Dilengserkan?
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2