JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Meja marmer putih yang biasa gunakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menandatangani surat resmi kenegaraan, tiba-tiba pecah. Properti penting tersebut pecah, usai digunakan menandatangi surat pengangkatan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/1).
Insiden kecil ini, terjadi ketika Presiden SBY dan Wapres Boediono berjalan mengambil posisi di tengah ruangan untuk menyalami Albert. Namun, saat Presiden mulai berjalan dan beberapa staf Istana memindahkan meja marmer tersebut, tiba-tiba terdengar suara praaak…!!! Meja marmer putih yang ketebalannya lebih dari dua sentimeter itu, sudah jatuh dan hancur.
Sejumlah tamu yang berada di ruang tersebut, tersentak kaget. Kejadian ini menarik sempat perhatian mereka. Tak terkecuali dengan Presiden SBY yang sempat menoleh sebentar. Seperti berusaha tak mengalami kejadian apa-apa, SBY meneruskan prosesi pelantikan yang belum selesai itu. Sejumlah staf Istana dan beberapa anggota Paspampres berusaha menutupi tempat kejadian dengan karpet dan langsung membereskan serpihan pecahan marmer yang berserakan.
Atas insiden ini, juru bicara Kepresidenan Julian Aldrian Pasha menyatakan, Presiden SBY tidak merasa terganggu dengan kejadian yang tidak terduga itu. Pernyataan ini memang ada benarnya, karena saat peristiwa itu terjadi, acara pokok akan memasuki prosesi akhir, yakni memberikan selamat kepada Albert Hasibuan. “Presiden tidak merasa terganggu dan acara pelantikan berjalan lancar,” tandasnya.
Sebelum peritiwa meja marmer ini pecah, peristiwa aneh di Istana Negara juga sempat terjadi. Sebuah pohon Trembessi yang ditanam Presiden SBY di halaman belakang Istana Merdeka tumbang. Kejadian itu berlangsung pada Kamis (5/1) siang lalu, ketika wilayah Jakarta diguyur hujan deras yang disertai angin cukup kencang. Tak hanya di Istana Negara, puluhan pohon juga tumbang di sebagian wilayah Jakarta yang membuat sejumlah ruas jalan macet hingga malam.(dbs/wmr)
|