Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
PSSI
Melenceng dari Kesepakatan, 6 Anggota Exco Walk-Out dari KLB PSSI
Sunday 17 Mar 2013 17:01:49
 

Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI sempat terjadi kerusuhan sebelum KLBI dimulai di hotel Borobudur Jakarta. Namun Kongres berlangsung damai setelah pihak kemanan dikerahkan, Minggu (17/3).(Foto: BeritaHUKUM.com/din)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3), tak sepenuhnya berjalan mulus. Sebanyak enam anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI memutuskan untuk walk-out.

Keenam anggota Exco yang melakukan walk out adalah Farid Rahman, Bob Hippy, Sihar Sitorus, Tuty Dau, Mawardi Nurdin, dan Widodo Santoso. Mereka memutuskan keluar dari ruangan kongres karena menilai KLB telah melenceng dari kesepakatan awal.

"Kami baru meninggalkan ruangan. Kita semua adalah yang taat azas, taat aturan. Tentu kita mencoba untuk mengikuti aturan," terang Farid kepada wartawan.

"Namun, aturan yang kita buat sendiri, saat ini mulai dilanggar sendiri. Pasal tentang extraordinary congress menyatakan bahwa kongres bisa dilaksanakan apabila diminta oleh 2/3 anggota atau ada permintaan dari Exco. Dua hal ini tidak dilakukan," katanya.

"Kalau bukan ini, dasarnya tentu MoU. MoU menyatakan bahwa Anda harus melaksanakan extraordinary congress dengan e-mail terakhir bahwa agendanya hanya tiga. Pertama unifikasi liga, lalu revisi statuta, dan pengembalian keempat Exco (yang dipecat)," ujarnya.

"Tapi, tiba-tiba pimpinan sidang menyatakan agenda ketiga adalah penentuan tempat dan tanggal kongres biasa. Ini tentu berbeda," imbuhnya.

Sementara itu, Sihar menyayangkan masuknya agenda tambahan tanpa adanya persetujuan anggota maupun rapat Exco.

"Kongres Luar Biasa agendanya ditentukan oleh 2/3 anggota atau dalam rapat Exco. Dan sepengetahuan saya exco belum rapat agenda yang dibahas siang ini," ujar Sihar.

"Kami merasa ini saat yang penting untuk membereskan semuanya. Tapi kami terpaksa mengambil keputusan ini karena kami ingin taat azas, taat hukum, dan taat aturan," katanya.

Sementara itu, juga sempat terjadi sedikit kisruh di KLB PSSI di Hotel Borobudur, Minggu (17/3). Setelah dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, KLB belum dilanjutkan lagi lantaran beberapa Voters melakukan protes.

Voters yang melakukan protes itu adalah 18 caretaker pengprov yang merasa memiliki suara sah. Mereka berusaha masuk ke dalam ruangan kongres dan sempat bentrok dengan petugas keamanan di pintu masuk ruangan kongres.

Mereka juga berteriak-teriak, meminta pertanggungjawaban SK (Surat Keputusan) dari Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin.

"Kami bukan ikut-ikutan tanpa ada alasan," seru mereka. Dalam pantauan pewarta, mereka juga sempat berkerumun dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kericuhan di pintu masuk itu akhirnya membuat peserta kongres yang berada di dalam ruangan keluar. Mereka memerintahkan kepada pihak keamanan untuk tidak mengizinkan ke-18 Voters tersebut untuk tidak masuk.

"Itu SK palsu. Jangan dibiarkan masuk," demikian alasan peserta kongres.

Seperti diberitakan sebelumnya, kisruh dalam sepakbola nasional dua tahun belakangan tak cuma memunculkan dua liga. Ketua umum PSSI, Djohar Arifin Husin, juga membekukan 18 pengurus provinsi lalu mengangkat caretaker. Dari sinilah masalah bermula. Ke-18 caretaker tersebut sampai sekarang belum mendapatkan kejelasan status.

Permasalahan mengenai voters itu masih belum terselesaikan sampai KLB dimulai. Sebanyak 100 undangan telah disebar, tapi 18 voters tersebut, yang merasa diri sebagai pemilik suara resmi, belum mendapat undangan.

Perwakilan 18 caretaker itu, Cholid Goromah, yang merupakan caretaker Pengprov Jawa Timur, mengungkapkan unek-uneknya atas perlakuakan yang pengurus PSSI dan menegaskan niat untuk tetap menghadiri KLB besok.

"Kami akan tetap datang ke KLB, karena kami kan yang sah. Kenapa mereka (voter Solo) yang tidak sah diundang. Kami yang jelas sah malah tidak diundang," ucap Cholid saat dihubungi para pewarta, Sabtu (16/03) kemarin.

Selain itu, sebanyak 492 aparat kepolisian juga berjaga-jaga di lokasi penyelenggaraan kongres tersebut.

Dijelaskan Kapolsek Sawah Besar Kompol J.R Sitinjak, pihaknya menyiapkan personel sebanyak itu yang merupakan gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, serta Polsek-Polsek yang berada di lingkup wilayah Polres Jakarta Pusat.(dbs/bhc/opn)



 
   Berita Terkait > PSSI
 
  Ketum PSSI Erick Thohir: Mafia Sepakbola Harus Dihukum Seumur Hidup
  Edy Rahmayadi Resmi Terpilih Ketua Umum PSSI
  Pangkostrad Siap Benahi Tata Kelola Organisasi dalam Tubuh PSSI
  Calon Ketum PSSI Moeldoko Gelar Nobar IND Vs THA Bersama Awak Media
  Pangkostrad Siap Bersaing dengan Mantan Panglima TNI Jadi Calon Ketua PSSI
 
ads1

  Berita Utama
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Digandeng Polri, Ribuan Ojol Deklarasi Jadi Mitra Jaga Kamtibmas di Monas

 

ads2

  Berita Terkini
 
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Mahfud MD Heran Diminta KPK Laporkan Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Agak Aneh Ini

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2