JAKARTA, Berita HUKUM - Menteri Pendidikan M Nuh dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, sekitar pukul 14.00 WIB Selasa, (25/90) mendatangi SMA 6 di bulungan Blok M. Akibat dari buntut peristiwa tawuran yang menewaskan Alawy Yusianto Putra (15), kunjungan ini merupakan upaya meredam dampak lanjutan yang mungkin akan terjadi lagi di kemudian hari, pertemuan dengan melibatkan kedua belah pihak, yang dihadiri para guru, alumni dan kedua Kepala sekolah.
Dalam pertemuan tersebut, akhirnya di sepakati kedua belah pihak baik dari SMA 6 dan SMA 70 bulungan, yang akan mengambil tindakan tegas kepada semua siswa apa bila, di kemudian hari masih menyimpan dendam dan pertikaian, serta upaya mencegah terulangnya kembali jatuhnya korban dari para pelajar di kedua belah pihak. Sedangkan dari SMA 6 sendiri, menyatakan telah mengambil tidakan tegas, dan tidak segan-segan untuk mengeluarkan Siswa yang bermasalah seperti tawuran.
"Di nyatakan sudah sebanyak 42 Siswa yang telah dikembalikan ke orang tua masing-masing, Akibat telah melanggar tata tertib," ujar Kadarwarti Mardiutama, Kepala Sekolah SMA 6 Jakarta yang meliburkan sementara aktivitas belajar dimana mulai masuk pada Senin, (1/10).
Tawuran pelajar SMA 6 dan SMA 70 yang bertikai selama ini akan di jembatani pihak Kepolisian dan Pemda DKI, untuk segera melakukan pertemuan guna mencari solusi terbaik kedepan, agar tawuran dan korban jiwa tidak jatuh lagi.
Hingga saat ini pihak Kepolisani masih terus memburu pelaku penusukan Almarhum. Alawy, siswa kelas 1 SMA 6 Jakarta. Sedangkan jasad Alawi sendiri telah di makamkan pagi tadi oleh pihak keluarga dan rekan-rekan pelayat. Sejauh ini Polisi telah memeriksa lima orang saksi yang mengetahui kejadian Senin Siang Kelabu tersebut. Hingga saat ini Polisi menyatakan, meski pelaku diduga masih di bawah umur, dan sudah di ketahui indentitasnya, pihak Polri akan tetap bertindak tegas jika terbukti melanggar hukum, maka akan di bawa ke persidangangan.(bhc/put) |