Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Lingkungan    
PLTN
Menko Sofyan Tolak Investasi PLTN Rusia
Monday 22 Dec 2014 14:32:33
 

Ilustrasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil.(Foto: BH/mnd)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengaku telah menolak tawaran investasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dari Rusia. Alasannya, Indonesia belum memikirkan pengembangan tenaga nuklir dalam waktu dekat.

Dalam pertemuan dengan Duta Besar Rusia di kantornya, Jakarta, Senin (22/12), Sofyan menyampaikan bahwa program 35 ribu watt yang diinisiasi pemerintahan baru saat ini tidak memasukan pengembangan tenaga nuklir. "Listrik nuklir itu masih jauh, mereka (Rusia) tawarkan," tuturnya.

Rusia, lanjut Sofyan, mengaku punya teknologi paling canggih untuk mengembangkan tenaga nuklir menjadi listrik. "Mereka juga sudah kerja sama dengan banyak negara, tapi kita tegaskan tidak masuk yang 35 ribu mw," ujar dia.

Dia menjelaskan, nuklir belum menjadi prioritas. Sebab, Indonesia masih memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dikembangkan untuk tenaga listrik.

"Kami menganggap, batu bara, gas, geothermal, mini hydro, itu yang paling tepat dan tidak kontroversial, kalau nuklir butuh kajian mendalam," ungkapnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bapenas, Dedy S Priatna mengungkapkan rencana pembangunan PLTN, tidak masuk dalam rancangan awal, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Senada dengan Sofyan, Dedy mengatakan, prioritas utama pemerintah adalah pengembangan energi alternatif yang saat ini belum maksimal. Seperti, gas, batu bara dan panas bumi.

Selain itu, penggunaan energi nuklir beresiko tinggi, sehingga membutuhkan kajian yang dalam. "Ini juga keputusan politik, dan sampai saat ini belum ada signal dari Presiden," katanya.(sigit/viva/bhc/sya



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Digandeng Polri, Ribuan Ojol Deklarasi Jadi Mitra Jaga Kamtibmas di Monas

 

ads2

  Berita Terkini
 
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Mahfud MD Heran Diminta KPK Laporkan Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Agak Aneh Ini

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2