CIREBON, Berita HUKUM - Tumpukan batu karang abstrak yang membentuk gunungan menyerupai gapura itu, terlihat begitu eksotis. Aura ketenangan yang dikeluarkan pun sangat kentara, menyambut para pengunjung yang datang. Ya, inilah Taman Gua Sunyaragi.
Gua Sunyaragi merupakan salah satu cagar budaya yang berlokasi di Jalan Sunyaragi, Kecamatan Kosambi, Cirebon, Jawa Barat. Gua ini menyajikan keindahan pemandangan yang berhasil menarik pengunjung untuk berswafoto.
Sebutan Sunyaragi berasal dari Bahasa Sansekerta 'Sunya' berarti sunyi dan 'Ragi' berarti raga atau jiwa.
Menurut Ahmad, selaku pengelola, "Gua Sunyaragi dibangun pada tahun 1703 oleh Pangeran Kararangen yang memang masih cicit Sunan Gunung Jati. Dulunya disini tempat para sultan menyepikan diri," ucapnya, Minggu (26/1) lalu.
Gua Sunyaragi memiliki luas sekitar 15 Hektar. Luas ini dimanfaatkan pihak pengelola wisata untuk menambahkan fasilitas, seperti Mushola, Sarana MCK, Cottage Kursi Intagenic dan Ikon Huruf Gua Sunyaragi.
Secara keseluruhan Taman Gua Sunyaragi memiliki 16 bagian yaitu, Gua Pengawal, Gua Pandekemasan, Gua Simanyang, Bangsal Jinem, Mande Beling, Gua Peteng, Cungkup Buncit, Gua Langse, Kamar Penembahan, Kamar Kaputren, Bale Kambang, Gua Arga Jumut, Gua Padang Ati, Gua Kelanggengan, Gua Lawa dan Gua Pawon.
Uniknya, Gua Sunyaragi ini memiliki mitos seputar jodoh. Konon, apabila anak perawan menyentuh Patung Perawan Sunti yang di depan Gua Peteng, maka ia akan sulit mendapatkan jodoh. Mitos ini tergali dari kisah Perawan Sunti yang angkuh dan enggan menikah, Bahkan selalu menolak lamaran para pria yang melamarnya.
Meski memiliki mitos yang cukup mencengangkan dan masih diyakini oleh banyak warga sekitar, pesona Gua Sunyaragi tetap menjadi tempat wisata favorit yang mencuri perhatian para traveler yang berkunjung Cirebon ke kota udang.(bh/na) |