JAKARTA, Berita HUKUM - Di usia ke-112 tahun Hijriyah, Muhammadiyah tak lantas menurun dalam memberikan sumbangsihnya bagi bangsa. Lahir sebelum kemerdekaan, bukan hanya tokoh dan kadernya saja yang berbuat bagi negara. Namun juga Muhammadiyah secara organisasi. Membawa spirit Islam sebagai rahmatan lil 'alamin.
Persyarikatan ini bergerak dengan dakwah amar ma'ruf nahi munkar sebagaimana ayat 104 dalam surat Ali Imron yang menjadi landasan berorganisasi Muhammadiyah. Berawal dari pendidikan, Muhammadiyah bukan hanya mendirikan sekolah saja, namun mendidik setiap aspek kehidupan yang ada.
Dakwah dan Kerja Nyata Muhammadiyah
Beberapa di antaranya mendidik dengan nyata, yakni turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Muhammadiyah sedari awal berdirinya mengambil langkah dakwahnya dengan pendidikan, karena pada dasarnya membangun manusia haruslah melalui ilmu.
Tak hanya ilmu pengetahuan agama, namun juga ilmu-ilmu lainnya. Sehingga Muhammadiyah mampu memadukan antara agama dan sains, hal itu pun ditunjukan oleh KH. Ahmad Dahlan saat meluruskan arah kiblat waktu itu. Hampir setiap tahunnya kita mendengar berbagai sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah panen prestasi, tak hanya nasional tapi kelas internasional.
Seakan membuktikan pendidikan Muhammadiyah tak hanya soal kuantitas, tetapi kualitasnya pula. Sebagaimana kita tau, ribuan sekolah dan kampus Muhammadiyah bertebaran di Indonesia, bahkan sampai luar negeri. Tak sedikit pula dari anak-anak yang bersekolah di sekolah dan kampus Muhammadiyah mereka tidak dipungut biaya.
Menandakan Muhammadiyah bukan hanya menyediakan pendidikan, tapi juga mendidik kita semua, bahwa mendapatkan pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Dimana sekolah adalah tempat utama untuk membangun sumber daya manusia serta bangsa, karena seperti itu pula amanat Konstitusi kita.
Muhammadiyah Mendidik Kehidupan Sosial
Selain pendidikan, Muhammadiyah juga mendidik kita dalam kehidupan sosial masyarakat. Terlebih di masa pandemi sekarang ini, Persyarikatan istiqomah dalam menanggulangi Covid-19. Sudah 1 Triliyun lebih digelontorkan Muhammadiyah. Belum lagi ribuan relawan, serta yang baru-baru ini, turut menyukseskan vaksinasi dalam rangka ikhtiar memutus penyebaran virus Corona.
Hal yang sulit ditemukan di berbagai belahan dunia. Ada organisasi yang begitu totalitas di kala krisis kesehatan sedang melanda diberbagai penjuru bumi. Melalui Muhammadiyah Covid Command Center (MCCC), Persyarikatan yang lahir di Kauman, Yogyakarta ini seakan mendidik kita bahwa wabah ini menjadi masalah bersama, mengatasinya pun juga harus bersama-sama. Sehingga berbagai cara dilakukan demi berjuang dan bangkit dari pandemi Covid-19, yang hampir dua tahun melanda negeri.
Muhammadiyah Ajarkan Adaptasi Krisis
Masa pandemi, berbagai aktivitas keagamaan, sosial, dan lainnya harus beradaptasi agar terhindar dari marabahaya. Muhammadiyah kembali mendidik kita dalam urusan ibadah, dalam usaha menjaga dan mencegah bahaya virus Covid.
Dari Ramadhan 1441 H sampai Idul Adha 1442 H, Persyarikatan memberikan panduan tentang tata cara beribadah di masa pandemi. Hal yang mungkin sebelumnya belum kita ketahui, namun Muhammadiyah mendidik kita semua, dimana dalam menjalankan syariat agama, terdapat rukhsah (kemudahan) yang tak mengurangi nilai dari ibadah yang ada.
Memadukan antara hukum agama dengan ilmu (sains), Muhammadiyah menemukan titik temu dengan menerbitkan edaran dari maklumat hingga panduan tata cara ibadah, guna menangkal penyebaran virus. Akhirnya kita menjadi banyak tau, bahwa didalam menjalankan agama, terdapat berbagai kemudahan apalagi dalam kondusi darurat. Sehingga kita tidak hanya selamat didunia, namun juga selamat di akhirat.
Seabad Mengajarkan Filantropi
Sebelum dan pada saat pandemi, bahkan dari sebelum berdirinya, Muhammadiyah melalui KH. Ahmad Dahlan telah mendidik kita dalam aspek sosial. Mengasihi dan menyantuni anak yatim, suka memberi kepada fakir miskin, serta menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan, sebagai bentuk sikap tasamuh dan semangat ta'awun.
Tentunya hal ini sangat diperlukan ditengah suasana bangsa yang sedang dilanda ujian seperti sekarang. Muhammadiyah ringan tangan dalam memberikan bantuan, tanpa membedakan-bedakan. Ini yang disebut sebagai toleransi amaliah yang tak hanya dalam ucapan, namun nyata dalam tindakan.
Maka, pantaslah Persyarikatan Muhammadiyah ini banyak diterima diberbagai kalangan, bahkan diberbagai negara. Karena Muhammadiyah 'mudah bergaul' dengan siapapun dan di manapun menjunjung rasa saling menghargai dan menghormati, dari sinilah kita merasakan bahwa Muhammadiyah mendidik kita tentang sikap dan ucap dalam lingkup sosial masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia.
Muhammadiyah sebagai Pilar Bangsa
Dari berbagai contoh itulah, Muhammadiyah telah banyak mendidik kita semua. Mendidik dalam hal pendidikan, keagamaan, dan kehidupan sosial. Semua itu ada dalam sila-sila Pancasila, tentunya tidak asing bagi Muhammadiyah. Sebab Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah perumusannya di inisiasi oleh Tokoh-Tokoh Muhammadiyah seperti Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, dan Mr. Kasman Singodimejo.
Muhammadiyah 32 tahun lebih tua dibandingkan Indonesia, serta turut serta memperjuangkan kemerdekaan di masa penjajahan. Sudah pastilah akan menjaga dan merawat keutuhan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, melalui berbagai amal usaha yang di milikinya. Membumikan ajaran Islam dan nilai-nilai Pancasila secara nyata, tak hanya berkata-kata. Sehingga apa yang dilakukan Muhammadiyah hingga kini, seakan mendidik kita, memberikan pelajaran dan teladan bagi kita, seperti apa kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan seperti apa Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Dakwahnya yang berawal dari sisi pendidikan, namun juga mendidik kita dalam kehidupan. Muhammadiyah berbuat bukan karena ingin tokohnya menjadi pejabat, Muhammadiyah memberi bukan karena ingin pamrih, memberikan bantuan tanpa berharap pujian.
Meski seakan tak terhitung seberapa banyak yang diperbuat dan diberikan kepada Negeri, Muhammadiyah masih saja merasa kurang berbuat banyak bagi bangsa, terlebih di masa pandemi. Seperti mendidik kita sebuah bentuk sikap rendah hati, juga tiada lelah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Persyarikatan Muhammadiyah melakukan itu semua dalam rangka mengharap ridho Ilahi Robbi, serta mewujudkan Indonesia yang berkemajuan sehingga tercapai apa yang disebutkan dalam surat 'Saba' ayat 15, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.(HendraHari/Wahyudi/Fauzan/muhammadiyah/bh/sya) |