BRUSSELS (BeritaHUKUM.com) – Para petinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) secara resmi mengumumkan kampanye penyerangan di Libya telah berakhir. Hal ini menyusul tewasnya pemimpin Libya terguling Moammar Khadafi pada Kamis (20/10) kemarin. Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan, dengan kematian Khadafi itu menandakan proses perdamaian di Libya semakin dekat.
"Setelah 42 tahun berkuasa, rezim Kolonel Khadafi telah berakhir. Saya meminta semua warga Libia untuk menyingkirkan perbedaan dan bekerja bersama untuk membangun masa depan yang cerah'', kata Rasmussen, seperi dilansir BBC, Jumat (21/10).
Sementara dari Libya dilaporkan, seluruh rakyat negara tersebut berkumpul di sejumlah kota di seluruh negara untuk merayakan kematian Khadafi. Sekelompok anak muda menembakkan senjata ke udara dan membunyikan klakson dalam perayaan. Sedangkan di Tripoli, perayaan berlanjut hingga malam, dengan mobil memenuhi pusat kota.
Seorang pejabat senior Dewan Transisi Nasional, NTC, Mahmoud Shammam mengatakan bahwa pertarungan di Libia telah berakhir. NTC diperkirakan akan mengumumkan ''kemerdekaan negara ini'' dalam beberapa hari, sehingga bisa mendorong untuk melakukan reformasi dan pemilihan umum.
Sementara pemimpin dunia mendesak NTC untuk melaksanakan janjinya untuk melakukan reformasi di negara itu. Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang memimpin serangan intervensi NATO di Libia mengatakan ''hari ini akan diingat oleh semua korban Kol Khadafi''.
Presiden AS Barack Obama mengatakan, hari itu merupakan hari bersejarah bagi rakyat Libya, karena seorang tirani telah jatuh. Namun, jalan Libya menuju demokrasi masih panjang. AS dan negara lainnya akan tetap berada di belakang Tripoli.
Sedangkan Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan, kematian Khadafi sebagai momen ''bersejarah'', tetapi memperingatkan bahwa perjalanan Libya dan warganya ke depan akan sulit dan penuh tantangan.
Tewas ditembak
Pada bagian lain, Pelaksana Tugas Perdana Menteri Libya Mahmoud Jibril mengatakan, Muammar Khadafi tewas akibat ditembak di kepala dalam sebuah baku tembak antara loyalis Khadafi dengan pasukan NTC. “Sebenarnya, Khadafi ditangkap dalam keadaan hidup, tetapi tewas saat dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.
Dalam sebuah tayangan di saluran TV Al-Jazeera terlihat Muammar Gaddafi diseret dijalan. Saat itu belum jelas apakah dia masih hidup atau sudah tewas. Salah seorang pejuang NTC juga menunjukkan sebuah pistol emas yang diyakini sebagai senjata terakhir milik Gaddafi.
Menteri Pertahanan Prancis Gerard Longuet mengatakan jet tempur Prancis sebelumnya menembaki iring-iringan yang dipercaya berupaya membawa kabur Khadafi untuk meninggalkan Sirte. Tapi Khadafi sendiri ditemukan tengah bersembunyi di sebuah lubang pembuangan air.
Khadafi merupakan diktator terbaru dari era tahun 1960-an yang bergabung dengan keruntuhan diktator Timur Tengah lainnya, yakni Saddam Hussein, Ben Ali dari Tunisia dan Hosni Mubarak dari Mesir. Sedangkan yang tersisa adalah Bashar al-Assad di Suriah, yang terlihat masih tenang meski serangkaian aksi kekerasan melanda negara itu.(bbc/sya)
|