JAKARTA-Pernyataan berupa janji M Nazaruddin untuk tidak membongkar keterlibatan sejumlah elite Partai Demokrat dan KPK dengan catatan istri dan anaknya selamat, dianggap sebagai antiklimaks dari kasus korupsi wisma atlet SEA Games.
Tersangka kasus dugaan korupsi ini, agar hanya dirinya yang dihukum, tidak semudah itu. Justru sikap yang diambil Nazaruddin itu akan sangat merugikan Partai Demokrat sendiri. Demikian dikatakan anggota FPKS DPR Mahfudz Siddiq kepada wartawan di DPR, Jakarta, Kamis (18/8).
Menurut dia, dua bulan Partai Demokrat dibombardir dengan tuduhan luar biasa. Jika tuduhan tersebut didiamkan atau tidak ditindaklanjuti secara hukum akan sangat merugikan Demokrat. "Kalau ditutupi dapat membuka mata publik bahwa apa yang dikatakan Nazaruddin benar bahwa Demokrat terlibat korupsi,” ujarnya.
Untuk memulihkan nama baik, lanjut dia, Partai Demokrat seharusnya memproses hukum terhadap Nazaruddin dilakukan secara transparan. Hanya dengan cara itu, segala tuduhan bisa dibuktikan dihadapan hukum. “Di hadapan penegak hukum, akan jelas diketahui siapa pihak yang bersalah dan siapa yang tidak. Jika tidak diproses hukum, secara isntitusi Demokrat tetap akan babak belur," jelasnya.
Pendapat serupa disampaikan pemerhati antikorupsi Saldi Isra. Nazaruddin tidak boleh bungkam terhadap apa yang diketahui untuk melindungi istrinya. Kasus yang ia ketahui juga tidak ada urusannya dengan SBY. “Dia tidak boleh dia membungkus apa yang dia ketahui untuk kepentingannya sendiri," kata dia.
KPK, saran saldi, harus dapat mengorek lebih dalam dan mengkroscek keterangan yang sering kali dilontarkan Nazaruddin dari jarak jauh. Hal ini modal untuk memproses orang di luar Nazaruddin. “Justru surat yang dikirimkan Nazaruddin kepada Presiden SBY, kian menguatkan indikasi keterlibatan orang yang kuat di negara ini. Nazaruddin bilang tidak akan menceritakan apa pun bukti yang ada, berate dia itu tahu banyak. Ini modal KPK untuk korek terus," kata Saldi.
Jika SBY mengamini surat yang dikirimkan Nazaruddin, mantan Bendahara Umum itu akan semakin menggerus Partai Demokrat. "Sekarang tak ada urusan dengan SBY. Ini sudah masuk wilayah hokum, bukan masalah politik lagi,” kata dia dengan nada tinggi.(rob/wmr/biz)
|