MANADO, Berita HUKUM - Nilai ekspor Sulawesi Utara pada Mei 2013 berhasil meningkat dibandingkan April 2013. Peningkatan nilai ekspor itu juga terpantau terjadi atas Mei tahun lalu, yang bahkan memiliki selisih yang lebih tinggi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan, selama Mei tahun ini nilai ekspor Sulawesi Utara berada di angka US$74,3 juta. Capaian itu sekitar US$12 juta lebih tinggi dari April 2013 yang hanya menyentuh US$61,9 juta.
Menurut Kepala BPS Provinsi Sulut Faizal Anwar, peningkatan nilai ekspor ini terjadi karena ekspor komoditas lemak dan minyak hewan-nabati, naik hampir US$19 juta.
“Kenaikan itu cukup mendongkrak capaian keseluruhan nilai ekspor daerah ini, meski pada komoditas lainnya terjadi penurunan nilai,” kata Anwar sambil menambahkan bahwa bila melihat negara tujuan, maka selama Mei tahun ini, Belanda adalah negara yang paling besar mengalami peningkatan serapan produk Indonesia yang dikirim lewat Sulawesi Utara.
Sementara Jerman menjadi negara yang paling besar terjadi penurunan serapan produk yang dikirim dari daerah ini. Untuk Belanda, peningkatan nilai ekspor yang masuk itu mencapai US$6,2 juta, sementara untuk Jerman, penurunan nilai ekspor sebesar US$900.000.
BPS mencatat, selain terjadi peningkatan nilai ekspor antara perbandingan April dan Mei tahun ini, capaian nilai ekspor sebesar US$74,3 juta itu juga lebih tinggi dari kondisi Mei tahun lalu, yang hanya sebesar US$55,9 juta.
Secara kumulatif, nilai kespor Sulawesi Utara pada Januari-Mei 2013 mencapai US$319,1 juta. “Namun sayangnya nilai kumulatif ini menurun bila dibandingkan nilai kumulatif Januari-Mei 2012 yang mencapai US$499,1 juta,” tambah Anwar.(mcs/dyn/tob/ipb/bhc/rby) |