Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Soekarno
Para Menteri pada Bela Jokowi Soal Tempat Lahir Bung Karno
Friday 05 Jun 2015 08:23:02
 

Ilustrasi. Jokowi salah sebut tempat lahir Soekarno.(Foto: twitter)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Para menteri dan sejumlah pembantu Presiden Joko Widodo menggelar rapat kerja dengan Komisi II DPR hingga Kamis tengah malam, (4/6). Para pembantu Presiden, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursydan Baldan, dan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan.

Pejabat negara di lingkaran utama Presiden itu kompak membela Jokowi seputar kesalahan Kepala Negara tentang tempat lahir Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno. Menurut mereka, itu kekhilafan semata dan tak ada unsur kesengajaan.

"Salah. Ya, namanya manusia, khilaf biasa. Masa enggak boleh salah. Namanya manusia, khilaf biasa," kata Luhut Binsar Pandjaitan kepada wartawan di kompleks Parlemen seusai pertemuan itu.

Hal senada disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Menurutnya, Presiden Jokowi tidak terlalu mempermasalahkan insiden kesalahan teks pidato itu. "Ah, biasa saja. Kalau ada salah, biasa saja," katanya.

Pratikno menjelaskan bahwa naskah pidato yang dibacakan Jokowi pada perayaan kelahiran Pancasila di Blitar, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, dibuat bersama-sama tim perumus pidato Kepresidenan.

Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan bahwa Istana segera mengklarifikasi kesalahan itu. Namun ia tidak bersedia menyebut siapa yang membuat naskah pidato Jokowi.

"Nanti akan dijelaskan oleh tim komunikasi tentang bagaimana kesalahan itu bisa terjadi," katanya seusai rapat dengan Komisi II DPR.

Sementara, Pihak Istana Negara mengakui kesalahannya atas kekeliruan menyebut tempat lahir Presiden pertama RI, Soekarno. Kesalahan ini menyebabkan Presiden Joko Widodo menjadi bahan pembicaraan di media sosial.

Ketika peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2015 di Blitar, Jawa Timur, Jokowi membacakan teks pidato. Dalam pidatonya, disebutkan bahwa kota kelahiran Bung Karno adalah Blitar. Padahal yang benar adalah Surabaya.

"Kesalahan tersebut sepenuhnya adalah kekeliruan saya dan menjadi tanggung jawab saya," kata Tim Komunikasi Jokowi, Sukardi Rinakit, dalam keterangan pers, Jumat (5/6).

Sukardi menceritakan, ketika Jokowi sedang menyusun pidato tersebut, mantan gubernur DKI Jakarta itu bertanya kepada Sukardi tentang Blitar.

"Saya menjawab bahwa Bung Karno lahir dan disemayamkan di Blitar. Presiden waktu itu meminta saya untuk memeriksa, karena seingat beliau, Bung Karno lahir di Surabaya," kata dia.

Namun, ternyata Sukardi tak menelitinya dengan baik. Satu-satunya referensi yang dia pakai untuk memberi masukan ke Jokowi hanya didapatkan salah satu situs asal Belanda, Tropenmuseum.nl, yang menyebutkan bahwa Bung Karno lahir di Blitar.

Selain itu, Sukardi mengaku bahwa sejak kecil dia teringat tentang cerita rakyat yang menyebut bahwa Soekarno lahir di Blitar.

"Untuk itu, dengan tulus saya mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya kepada keluarga Bung Karno, utamanya Ibu Megawati Soekarnoputri, dan Ibu Puan Maharani yang hadir pada acara tersebut. Saya berjanji untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam memberikan informasi khususnya yang berkaitan dengan perjalanan sejarah bangsa," kata dia.(ren/mah/ep/viva/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2