JAKARTA, Berita HUKUM - Pemerintah didesak mempercepat pembangunan pembangkit listik 10.000 megawatt (MW) bahan bakar batu bara karena menghasilkan biaya produksi listrik yang rendah dibandingkan bahan bakar minyak (BBM).
"Kalau pembangkit listrik 10 ribu MW dengan bahan bakar batu bara selesai, biaya produksi akan turun sehingga akan menurunkan subsidi listrik. Jadi tidak perlu menaikkan tarif dasar listrik," kata Direktur ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto di Jakarta.
Pri menjelaskan, langkah selanjutnya adalah meningkatkan pasokan gas untuk mencukupi pembangkit listrik dengan bahan bakar gas. "Caranya yaitu dengan mempercepat pembangunan infrastruktur seperti terminal penyimpanan gas dan pipa distribusi karena saat ini masih dianggap minim," ujarnya.
Ia menambahkan penurunan angka subsidi listrik yang mencapai Rp80,9 triliun pada RAPBN 2013 tidak harus dengan menaikkan tarif listrik karena subsidi listrik yang terus meningkatkan disebabkan terlalu banyaknya penggunaan BBM.
Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan bahwa subsidi listrik membebani APBN dengan jumlah yang meningkat setiap tahun sehingga harus ada penyesuaian tarif listrik sebesar 4% per tiga bulan.(mi/bhc/opn) |