Korea Utara Pembunuhan Kim Jong-Nam: Malaysia Tarik Duta Besar dari Korea Utara 2017-02-21 12:43:50
Pembunuhan Kim Jong-nam di Kuala Lumpur telah memicu perseteruan dilplomatik.(Foto: Istimewa)
MALAYSIA, Berita HUKUM - Pemerintah Malaysia menarik duta besarnya dari Korea Utara menyusul peristiwa pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korut, Kim Jong-un.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Malaysia, pada Senin (20/2), mengatakan pemerintah telah memanggil pulang duta besarnya dari Pyongyang "untuk konsultasi"
Langkah ini ditempuh setelah Korut mengecam Malaysia lantaran menolak menyerahkan jenazah Kim Jong-nam ke Korut tanpa autopsi.
Sebelumnya, Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia, Kang Chol, menegaskan, negerinya tidak memberikan persetujuan pada pemeriksaan post-mortem terhadap jenazah Kim Nong-nam.
Kang Chol juga menuding Kuala Lumpur berkolusi dengan "pihak-pihak bermusuhan" dan "punya sesuatu yang disembunyikan".
Atas komentar ini, Kang Chol telah dipanggil Kementerian Luar Negeri Malaysia untuk memberi penjelasan. Hak atas fotoKEPOLISIAN DIRAJA MALAYSIAImage captionKepolisian Diraja Malaysia sudah mengumumkan foto Siti Aisyah yang ikut ditangkap terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam.
Kim Jong-nam tewas secara misterius di Bandara Internasional Kuala Lumpur, pekan lalu. Dugaan sementara dia dibunuh menggunakan racun.
Sejauh ini, kepolisian Malaysia telah menangkap seorang tersangka asal Korut, Ri Jong-chol, dan empat pria lainnya yang amat mungkin telah bertolak ke luar negeri. Dua perempuan, asal Indonesia dan Vietnam, juga telah ditangkap.
Perempuan WNI yang ditangkap, Siti Aisyah, kini masih ditahan kepolisian dan belum bisa ditemui pihak Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur.
Kepada BBC Indonesia, juru bicara Kemenlu Indonesia, Arrmanatha Nasir, menjelaskan Malaysia punya waktu sampai tujuh hari sejak penangkapan untuk melakukan investigasi awal, dan pada masa itu, tersangka belum boleh bertemu siapapun kecuali polisi.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan bahwa Aisyah direkrut untuk melakukan acara lucu-lucuan bagi acara televisi. Namun, hal itu masih terus diselidiki kepolisian Malaysia.
Sementara, Korea Selatan mengatakan keyakinannya bahwa rezim Korea Utara terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-nam di Kuala Lumpur, Malaysia.
Abang tiri pemimpin Korurt, Kim Jong-un, tewas dibunuh ketika sedang menunggu penerbangan di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Senin (13/2) pekan lalu.
"Kami yakin rezim Korea Utara berada di belakangan insiden dengan mempertimbangkan empat tersangka adalah warga Korea Itara," kata juru bicara Kementrian Penggabungan Korea Selatan.
Kepolisian Korea Utara sudah menagan seorang warga Korea Utara dan mengatakan sedang mencari empat lainnya.
Walaupun muncul spekulasi meluas bahwa Korea Utara berada di belakang pembununan Jong-nam, tetap belum ada bukti-buktinya dan pemerintah Pyongyang belum mengeluarkan komentar atas insiden ini.
Sekilas Kim Jong-Nam
Pria berusia 45 tahun ini merupakan putra tertua mantan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il.
Dikenal sebagai penggemar komputer, dia mahir berbahasa Jepang dan pernah bersekolah di Rusia dan Swiss.
Setelah menyelesaikan sekolah di luar negeri, Kim tinggal di ibu kota Pyongyang dan mendapat jabatan bertanggung jawab atas kebijakan teknologi informasi Korea Utara. Hak atas fotoAFP
Dia meninggalkan Korea Utara setelah tidak mendapat tongkat kepemimpinan Korea Utara karena ayahnya memutuskan dia sebaiknya tidak memimpin negara itu.
Dalam beberapa tahun belakangan, dia diyakini menghabiskan waktunya di Cina dan Malaysia.
Kim Jong-Nam merupakan anak Kim Jong-Il dari hubungan tidak resminya dengan Sung Hae-Rim, seorang bintang kelahiran Korea Selatan yang meninggal dunia di Moskow.
Dalam konferensi pers, Minggu (19/2), Wakil Kepala Polisi Malaysia, Noor Rashid Ismail, mengatakan tersangka empat warga Korea Utara yang terlibat dalam pembunuhan Jong-nam yang masih dicari adalah Ri Ji Hyon (33 tahun), Hong Song Hac (34), O Jong Gil (55), dan Ri Jae Nam (57).
Keempatnya meninggalkan Malaysia Senin 13 Februari, pada hari kematian Jong-nam dan masuk ke Malaysia dalam waktu berbeda selama dua pekan sebelumnya.
"Saya tidak mau mengungkapkan mereka berada di mana," kata Noor Rashid, namun menegaskan sudah bekerja sama dengan Interpol.
Adapun seorang warga Korea Utara Ri Jong Chol sudah ditangkap bersama dengan seorang pria Malaysia, Muhammad Farid Bin Jalaluddin, dan perempuan Indonesia yang disebut-sebut pacarnya, Siti Aisyah, serta seorang perempuan berpaspor Vietnam, Doan Thi Huongn.
Siti Aisyah dilaporkan mengatakan kepada polisi Malaysia bahwa dia dibayar untuk melakukan 'aksi' yang diperkirakannya sebagai prank atau lelucon.
Kepolisian Malaysia yakin bahwa racun dilemparkan ke muka Kim Jong-nam ketika dia sedang menunggu penerbangan ke Makau dan sempat meminta bantuan ke meja layanan pelanggan sebelum meninggal.
Dia juga sempat menjelaskan 'dua perempuan yang tidak dikenal menyeka wajahnya dengan cairan dan dia merasa pusing.
Hasil otopsi atas jenazahnya masih ditunggu dan Kementrian Kesehatan Malaysia mengatakan diperlukan waktu sektitar dua minggu untuk mendapatkan laporan akhir.
Sementara Korea Utara -yang menuntut agar jenazah tersebut dikembalikan- sudah menegaskan menolak hasil otopsi.
Lihat CCTV saat menangkap momen serangan kepada Kim Jong-nam di bandara Klik Video.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com