Korea Utara Pemimpin Korut Kim Jong-un Putuskan Memantau Dulu 'Para Yankee Dungu' Amerika 2017-08-16 08:44:28
Kim Jong-un mengkaji paparan rencana serangan ke Guam, dalam foto yang diedarkan kantor berita resmi Korea Utara.
KOREA UTARA, Berita HUKUM - Pemimpin Korea Utara (korea Utara) Kim Jong-un memutuskan untuk menunggu dan memantau sikap dan tindakan Amerika setelah mengkaji paparan tentang rincian rencana untuk 'menjadikan Guam sebagai lautan api,' kata media pemerintah.
Negeri itu tetap bersiap untuk meluncurkan rudal ke pulau di Samudera Pasifik tempat pangkalan militer AS itu, namun disebutkan bahwa Kim Jong-un akan memantau apa 'yang dilakukan para Yankee dungu' itu sebelum mengambil keputusan.
Laporan ini menandai semcam jeda kecil dalam perang kata-kata yang begitu tajam dan panas belakangan ini antara Korea Utara dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mendesak AS untuk tidak melancarkan serangan apa pun ke Semenanjung Korea tanpa persetujuan mereka.
"Tak ada yang boleh memutuskan untuk mengambil langkah kriminal tanpa persetujuan" Korea Selatan.
Presiden Moon Jae-in mendesak pula Korea Utara untuk 'menghentikan semua provokasi dan retorika permusuhan.'
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam Korea Utara dengan kekuatan dahsyat, 'fire and fury' jika terus mengancam AS dan sekutu-sekutunya, dan kemudian menegaskan bahwa persenjataan nuklir AS 'lebih kuat daripada sebelumnya.'
Sebelumnya, Korut mengatakan telah mematangkan rencana untuk menembakkan empat rudal ke laut lepas Guam, tempat pesawat pembom AS berada.
Laporan kantor berita KCNA menuliskan, Kim Jong-un 'mengkaji rencana itu dengan saksama dalam waktu yang lama' dan mendiskusikannya dengan para pejabat militer senior. Hak atas fotoAFPImage captionKorea Utara terus meningkatkan nada permusuhannya terhadap Amerika Serikat.
Komandan pasukan strategis Korea Utara menanti perintah 'setelah mematangkan persiapan untuk mengobarkan api di Guam,' tambah laporan tersebut.
Kim Jong-un mengatakan: "Amerika Serikat, pihak pertama yang membawa banyak peralatan nuklir strategis ke dekat kita, harus terlebih dahulu membuat keputusan yang tepat dan menunjukkan melalui tindakan jika mereka ingin mengurangi ketegangan di semenanjung Korea dan mencegah bentrokan militer yang berbahaya," sepagaimana dikutip KCNA.
Kim memerintahkan tentara untuk siap meluncurkan rudal tersebut jika dia mengambil keputusan untuk bertindak, tulis laporan itu pula.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS James Mattis memperingatkan bahwa setiap serangan oleh Korea Utara bisa dengan cepat meningkat menjadi perang. Dia mengatakan militer AS akan membela diri 'dari serangan apapun, kapan saja dan dari kuartal manapun.'
Korea Selatan, yang khawatir dengan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, mendesak AS untuk mencari solusi diplomatik terhadap krisis tersebut.
Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan kepada pejabat tinggi militer AS Jenderal Joseph Dunford yang mengunjunginya, bahwa prioritas utama Korea Selatan 'dan kepentingan nasional kita' adalah perdamaian. Hak atas fotoREUTERSImage captionDi Guam antara lain terdapat pangkalan angkatan udara AS, Andersen.
Cina, sekutu terdekat Korut, mendesak semua pihak untuk tenang.
PBB baru-baru ini menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Korea Utara untuk menekannya agar melepaskan ambisi nuklir.
Sanksi itu dimasudkan untuk mengurangi pendapat ekonomi Korut hingga sepertiganya.
Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, Korut juga telah mencapai tujuannya membuat hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk muat di dalam rudal mereka.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com