AUCKLAND (BeritaHUKUM.com) – Pendiri situs berbagi file, Megaupload, hadir di Pengadilan Selandia Baru untuk mencari upaya pembebasan dengan jaminan. Pria yang juga merupakan warga Jerman itu, Kim Dotcom atau dikenal dengan Kim Schmitz sebelumnya ditangkap petugas keamanan Selandia Baru di Auckland
Ia ditangkap atas permintaan Biro Investigasi Federal AS (FBI) atas tuduhan telah melakukan pelanggaran hak cipta lewat situs internet dan pencucian uang. Jaksa yang menangani perkara itu, menyatakan bahwa cukup beresiko untuk membebaskannya dengan jaminan, karena Kim termasuk orang yang beresiko untuk melarikan diri. Pengadilan sendiri menunda putusan soal jaminan pembebasan ini.
"Mengingat luasnya persoalan yang tercakup dalam permohonan jaminan ini dan juga mengingat seriusnya masalah ini, maka saya tidak keluarkan dulu putusan ini," kata Hakim David McNaughton, seperti dikutip BBC, Senin (23/1).
Dotcom sendiri memegang dua paspor, yakni Jerman dan Finlandia. Saat ini, ia tercatatat sebagai warga Hong Kong dan Selandia Baru. Kenyataan bahwa Dotcom punya lebih dari satu paspor dan banyak lokasi tempat tinggal, membuat jaksa meminta agar pembebasan dengan uang jaminan tidak dikabulkan Hakim karena dikhawatirkan akan melarikan diri.
Jaksa Anne Toohey mengatakan, Dotcom selain memiliki lebih dari satu Paspor, dia berisiko untuk melarikan diri karena punya banyak sumber keuangan untuk menghidupinya. Dia pun diyakini ikut terlibat dalam sejumlah tindakan kriminal seperti hacking dan Insider trading.
Sebelumnya otoritas keamanan AS meminta pihak berwenang Selandia Baru, agar Dotcom diekstradisi karena perbuatannya telah merugikan pemegang hak cipta produk yang dibajaknya hingga 500 juta dolar AS atau Rp 4,4 triliun lebih.
Pihak Megaupload sendiri telah menjawab hal soal pembajakan tersebut. "Tuan Dotcom membantah tuduhan telah berbuat kriminal dan melanggar peraturan yang ada. Tuduhan itu hanya dibuat-buat dan mengada-ada," kata pengacara Dotcom, Paul Davison.(sya)
|