GORONTALO, Berita HUKUM - Komisi penanggulangan HIV/Aids Provinsi Gorontalo mencatat ada 38 penderita HIV Aids selang tahun 2013. Total pengidap penyakit mematikan itu di Gorontalo mencapai angka 148 orang. Hal tersebut diutarakan Wakil Gubernur Gorontalo Dr. Idris Rahim saat membuka acara Pembentukan Komunitas Pelajar Peduli HIV/Adis, VCT dan Donor Darah yang digelar Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi bekerjasama dengan KPA Kota Gorontalo, Kamis malam (2/1).
"Angka penderita HIV/Aids di Gorontalo sudah pada level yang menghawatirkan dengan tingkat penyebaran yang relatif cepat. Akhir Oktober 2013 pengidap HIV/Aids ada 139, namun pada Desember meningkat menjadi 148 orang. 69 pengidap HIV dan 79 lainnya pengidap Aids" terang Wagub yang juga menjabat sebagai Ketua KPA HIV/Aids Provinsi Gorontalo.
Selain karena seks bebas dan jarum suntik yang tidak steril, Idris menyebut tingkat penggunaan narkoba di Gorontalo sebagai salah satu penyumbang tertularnya virus mematikan itu.
"Provinsi Gorontalo menjadi daerah peringkat 5 pengguna narkoba terbesar di Indonesia. Kondisi ini turut menyumbang anggka pengidap HIV/Aids di Gorontalo selain seks bebas dan jarum suntik yang tidak steril," imbuhnya.
Wagub mengapresiasi langkah BKOW Provinsi dan KPA Kota Gorontalo yang sudah menggelar pembentukan Pelajar Peduli HIV/Aids, VCT dan Donor Darah. Melalui pembentukan pelajar peduli HIV/Aids wagub berharap agar kedepan upaya pencegahan penularan virus tersebut dapat terus ditekan guna mendukung suksesnya target MDGs 2015.
"Pembentukan pelajar peduli HIV/Aids sejalan dengan target pencegahan sejak dini melalui bangku sekolah. Sebab 35 persen pengidap virus ini berada di usia muda dengan rentan usia 17-35 tahun," beber Wagub.
Sementara itu, Ketua BKOW Provinsi dr. Nurinda Rahim mengungkapkan tujuan pembentukan Pelajar Peduli HIV/Aids ini untuk memberikan edukasi kepada pelajar sekaligus agen pencegah HIV/Aids di kalangan masyarakat khususnya di kalangan pelajar.
"Hari ini juga kami melibatkan anggota DPRD, organisasi wanita, pihak swasta, LSM, mahasiswa dan pelajar untuk bersama sama memberikan kontribusi terhadap upaya menekan tingkat penyebaran HIV/Aids. Kita menggelar penandatangan MoU untuk secara bersama menjadikan virus ini tanggungjawab bersama," jelasnya.
Selain pembentukan Pelajar Peduli HIV/Aids dan penandatangan MoU lintas sektoral, kegiatan ini diwarnai dengan Talkshow dan sosialisasi pencegahan HIV/Aids. Adapula donor darah sukarela dan pemeriksa VCT sampel darah HIV/Aids gratis.(bhc/shs) |