PUERTO RICO, Berita HUKUM - Penyanyi rap gay, yang juga seorang aktivis untuk komunitas LGBT, Kevin Fret, ditembak mati di Puerto Rico pada usia 24 tahun.
Fret yang merupakan musisi Latin trap pertama yang mengaku sebagai gay di depan umum, ditembak di ibu kota Puerto Rico, San Juan, pada Kamis (10/1), kata polisi.
Ia ditembak sebanyak delapan kali saat mengendarai sepeda motor. Polisi tengah menyelidiki insiden penembakan ini.
Fret terbunuh di lingkungan Santurce di San Juan sekitar pukul 5.20 pagi, katanya.
Kematian Fret membuat jumlah pembunuhan di Puerto Rico tahun ini bertambah menjadi 22 kasus, tambah polisi.
Manajer Fret, Eduardo Rodriguez, menggambarkan Fret sebagai artis yang memiliki "jiwa seni" dan memiliki hasrat kuat untuk bermusik.
Rodriguez mengonfirmasi kematiannya dengan mengatakan: "Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan kami dan rasa sakit karena mengetahui seseorang yang memiliki begitu banyak mimpi harus pergi.
"Kita semua harus bersatu dalam masa-masa sulit ini dan berdoa untuk kedamaian bagi negara kita yang tercinta, Puerto Rico."
Dalam beberapa pekan terakhir, tindak kejahatan di jalanan Puerto Rico mengalami peningkatan. Polisi menggambarkan kejahatan di negara yang terletak di pulau Karibia ini sebagai "krisis kekerasan".
Artis itu secara teratur berbicara kepada penggemar melalui halaman Facebook-nya dan berbicara lantang tentang masalah yang memengaruhi komunitas LGBT.
Video terbaru milik sang rapper, Soy Asi, sudah ditonton oleh lebih dari setengah juta orang di YouTube.
Didefinisikan sebagai sub-genre hip-hop berbahasa Spanyol, trap Latin telah menjadi genre musik yang sangat populer di Amerika Latin, AS, dan Spanyol.
"Saya orang yang tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan," katanya kepada majalah online Paper tahun lalu.
"(Sekarang saya melihat) para remaja gay atau lesbian memandang saya sebagai panutan, seperti wow, jika ia melakukannya, dan tidak peduli dengan pendapat orang lain, saya juga bisa melakukannya."
Sebelumnya, Fret pernah terlibat kasus kekerasan. Ketika tinggal di Miami tahun lalu, dia pernah berurusan dengan pihak berwajib atas dugaan melakukan kekerasan.
Fret mengatakan dia diserang karena orientasi seksualnya dan dia melemparkan botol besi ke seorang laki-laki.
Ia juga merespons ancaman homofobik pada lirik seorang musisi yang merupakan rivalnya dalam bermusik. Beberapa pendukung Fret menduga bahwa kasus pembunuhan ini berlatar belakang kebencian.(BBC/bh/sya) |