JAKARTA, Berita HUKUM - Kandidat Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) secara tegas dan terukur menyikapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang berbicara tentang Alquran, Surah Al Maidah ayat 51, di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
Berikut pernyataan AHY selengkapnya:
1. Pidato Gubernur DKI Jakarta Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) di hadapan masyarakat Kepulauan Seribu, yang diantaranya mengaitkan dengan surah Al-Maidah ayat 51, telah menjadi perhatian publik yang amat luas, khususnya di kalangan umat Islam. Kalau ucapan yang kerap melukai hati kalangan masyarakat semacam ini terus terjadi, saya khawatir akan menimbulkan permasalahan sosial bahkan konflik komunal yang justru seharusnya bersama-sama kita cegah.
Mengaitkan ajaran agama (agama apa pun) dengan konten politik , terlebih dalam rangkaian pemilihan Gubernur DKI Jakarta dewasa ini, saya nilai tidak tepat, keluar dari etika, dan juga berbahaya
2. Saya berpendapat , seorang pejabat publik dan pejabat negara, harus sensitif jika berbicara tentang agama, apalagi menyangkut kitab suci dan akhidah yang diyakini para pemeluknya. Terlebih jika kata-kata itu diucapkan oleh mereka yang berbeda iman dan agama. Pemimpin harus jadi contoh dalam ucapan dan perilakunya. Kita juga sepakat, dalam kehidupan bangsa yang amat majemuk ini, toleransi dan kerukunan antar-umat beragama amat diperlukan.
Bagaimanapun unsur identitas (SARA) dalam kehidupan sosial, dalam batas-batas tertentu, masih merupakan isu yang rawan, karenanya harus terus-menerus dikelola dengan bijak.
3. Kepada saudara-saudara kami, umat Islam, saya mengajak untuk sabar dan tabah menghadapi ujian ini, dan jangan terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak semestinya. Saya tahu bahwa kita semua terluka dan berharap keadilan tegak di negeri ini. Oleh karena itu, aduan yang diajukan sejumlah kalangan terhadap penegak hukum, menurut saya, perlu direspons secara serius. transparan, dan bertanggungjawab.
Jika para penegak hukum tetap adil dan tidak tebang pilih, serta terbebas dari intervensi kekuasaan, maka keputusannya akan diterima oleh publik. Namun, menurut pandangan saya, persoalan ini bukan hanya menyangkut isu hukum semata, tetapi juga menjadi isu sosial yang tak boleh diabaikan begitu saja.
Selanjutnya bagaimana cara mengelola isu agama, yang berasal dari pernyataan Gubernur Ahok, yang kini tengah bergulir dan bisa saja menjadi bola api yang tidak kita kehendaki, kita percayakan kepada negara dan pemerintah. Juga kepada para ulama dan pemimpin agama yang lain. Saya tetap berasumsi negara hadir dan menyelesaikan setiap persoalan dengan bijak, adil, dan bertanggungjawab.
Jakarta, 9 Oktober 2016
Agus Harimurti Yudhoyono.(rilis/dik/demokrat/bh/sya) |