JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Sepanjang tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Jakarta melaju pesat dibadingkan dengan lainnya. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta mencapai 6,6 persen atau lebih tinggi 0,1 persen dibanding PDB Nasional yang hanya mencapai 6,5 persen.
Bahkan, ibu kota RI berada pada peringkat pertama pertumbuhan ekonomi tertinggi yang menyumbangkan pertumbuhan bagi perekonomian Indonesia. Buktinya, sepanjang triwulan IV tahun lalu, 57,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) disumbangkan oleh provinsi-provinsi di Pulau Jawa dengan urutan sebagai berikut, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
“Tingginya pertumbuhan ekonomi Jakarta, tak lain disebabkan kondisi politik dan keamanan yang terus kondusif di wilayah ibu kota. Hal ini berdampak baik bagi pertumbuhan perekonomian DKI Jakarta,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat Suryamin di Jakarta, Senin (6/2).
Menurut dia, struktur perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2011 masih didominasi provinsi-provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi PDB sebesar 57,5 persen. Lalu, diikuti provinsi-provinsi di Pulau Sumatera sebesar 23,6 persen, Pulau Kalimantan 9,7 persen, Pulau Sulawesi 4,6 persen dan sisanya provinsi lainnya sebesar 4,6 persen.
Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, ungkap dia, tiga provinsi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia di Pulau Jawa yakni, DKI Jakarta sebesar 16,5 persen, Jawa Timur sebesar 14,7 persen dan Jawa Barat sebesar 14,3 persen. “Pertumbuhan perekonomian yang paling tinggi di Indonesia terjadi di Provinsi DKI Jakarta,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta, Agus Suherman mengatakan, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2011 diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,8 persen dibandingkan nilai triwulan III tahun 2011.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir semua sektor ekonomi, kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan-penggalian. Dengan pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi sebesar 4,4 persen, sektor jasa-jasa 2,6 persen, dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 2,0 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 28,9 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,1 persen, dan ekspor sebesar 1,7 persen.
“Namun, secara kumulatif PDRB DKI Jakarta tahun 2011 tumbuh sebesar 6,7 persen dibandingkan dengan tahun 2010. Ini yang mengakibatkan pertumbuhan perekonomian di DKI Jakarta mengalami percepatan signifikan dan memberikan sumbangan terbesar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia,” jelas Agus.(bjc/irw)
|