ACEH, Berita HUKUM - Para Petani Kedelai yang tergabung dalam berbagai kelompok Tani (Gapoktan) di 24 Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur mengeluh soal pemasaran hasil panen Kedelai mereka. Hal tersebut di sampaikan beberapa kelompok Tani Aceh Timur, yang memiliki 10 ribu hetkar lebih lahan tanaman kedelai, salah satu kecamatan yang mendapatkan bantuan untuk kelompok Tani dari Pemerintah pusat yaitu di Kecamatan Idi Tunoeng, pada tahun 2014 dengan luas lahan yang terealisasi 370 hektar.
Sedangkan pada tahun 2013 lalu kecamatan tersebut hanya mampu merealisasikan lahan 270 hektar dengan peningkatan hampir mencapai 30%, ujar manteri Tani Kecamatan Idi Tunoeng Drh. Mokhsin, saat berbincang-bincang dengan awak media, Selasa (8/7) usai meninjau lahan kelompok tani Baru Maju di Gampoeng Seunebok Baro, dengan luas 100 hektar dengan 3 kali musim tanam masing-masing 35 hektar sekali tanam.
Ketua kelompok Tani Baru Maju Gampoeng SNB, Baro Kecamatan Idi Tunoeng Kabupaten Aceh Timur Jamaluddin pada awak media menyebutkan, "satu bulan lagi kelompok tani yang saya pimpin ini akan panen kedelai, tapi kami jual kemana nanti, siapa yang mau menampung, apa setelah panen nanti kita angkut ke Dinas Pertanian, kalau pengrajin tempe dan tahu di sini cuma berapa orang, jadi selebihnya siapa yang beli,” ujar Jamaluddin.
Sementara manteri Tani Drh. Mokhsin juga didampingi kepala BPP Ishak A.Md, PPL (penyuluh) Ir.H. Mahyidin dan Mirzan, serta ketua kelompok Tani Baru Maju Jamaludin sangat mengharapkan kepada pemerintah Aceh, khususnya Pemerintah Kabupaten Aceh Timur melalui Dinas terkait, untuk mencari pangsa pasar, pemasaran kacang kedelai, "karena kalau kita pasarkan untuk pengrajin tempe dan tahu saja, mau di bawa ke mana sisa hasil panen ini nanti,“ ujarnya.
Lebih lanjut menambahkan, "dulu pernah ada wacana dari pihak Dinas Pertanian untuk bekerja sama dengan Bulog, tapi sampe dengan saat ini belum ada kejelasannya,“ ungkapnya lagi.(bhc/kar) |