JAKARTA, Berita HUKUM - Polisi menyebut ada dugaan rencana hasil penjualan 201 kilogram sabu yang disita di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat pada Selasa (22/12) malam, akan digunakan untuk pendanaan kegiatan terorisme di Timur Tengah.
"Ada indikasi (hasil jualan) ini dipakai untuk pembiayaan terorisme yang ada di sana (timur tengah, red). Ini dugaan sementara," ujar Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (23/12)
Yusri mengatakan, pihaknya saat ini masih mendalami apakah dana hasil penjualan sabu juga mengalir untuk membiayai teroris di Indonesia.
"Masih mendalami pihak-pihak lain yang terlibat. Siapa orang di atasnya yang lebih besar masih terus kami kejar. Yang jelas indikasinya ini jaringan internasional yang digunakan untuk pendanaan terorisme," ujar Yusri.
Ia menjelaskan, pengungkapan kasus ini merupakan pengembangan dari penangkapan penyelundupan sabu pada 31 Januari 2020 lalu.
"Sabu yang polisi sita kali ini memiliki kode yang sama dengan yangJanuari lalu disita, yakni bernomor 555 yang mengartikan jaringan Timur Tengah," beber Yusri.
Sebelumnya Yusri menjelaskan, pengungkapan kasus ini dilakukan oleh jajaran Satgas Merah Putih Bareskrim Mabes Polri dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya. Dari hasil kerja tim itu, polisi berhasil menangkap 11 orang terduga pemasok narkoba jenis sabu jaringan Timur Tengah dari sejumlah tempat di Jakarta. Mereka diciduk di berbagai tempat saat barang asal Timur Tengah itu datang ke Indonesia.
"Peran masing-masing mulai dari menerima hingga mengantar. Kami masih melakukan pengembangan lagi, apakah masih ada barang lagi atau tidak," tukasnya.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat pasal 114 KUHP dan UU No 35 tahun 2010 tentang penyalahgunaan narkoba.(bh/amp) |