JAKARTA, Berita HUKUM - Polda Metro Jaya berhasil menangkap 12 tersangka kasus penembakan Sugianto (51), korban yang juga pengusaha di bidang pelayaran tewas ditembak di depan ruko Royal Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 13 Agustus 2020 lalu.
12 tersangka masing-masing insial R alias MM, NL, DM alias M, SY, S, MR ,AJ, DW, R, RS, TH, dan SP.
"12 tersangka itu memiliki peran masing-masing," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana dalam konferensi pers, di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/8).
Nana menerangkan, otak atau perencana pembunuhan adalah NL yakni karyawati yang bekerja mengurusi administrasi atau keuangan di perusahaan PT DTJ, milik Sugianto, sedangkan eksekutor atau penembak adalah DM.
"DM ini bertindak sebagai eksekutor, SY bertindak sebagai orang yang memboncengi DM saat melakukan eksekusi," terang Nana.
Dia menambahkan, tersangka S berperan antar senjata kepada AJ untuk digunakan dalam eksekusi.
AJ kemudian menyerahkan senjata api kepada MR, lalu MR menyerahkan kepada SY.
DW beserta R dan Rs turut serta dalam perencanaan pembunuhan.
Tersangka TH, lanjut Nana, berperan sebagai pihak yang menjual senjata kepada AJ.
Sedangkan tersangka SP bertindak sebagai perantara antara TH dan AJ dalam transaksi senjata.
Lanjut Nana menjelaskan, para tersangka yang ditangkap oleh tim gabungan Subdit Resmob dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya serta Polres Metro Jakarta Utara, ditangkap di sejumlah tempat berbeda.
"Delapan orang ditangkap di Lampung, satu orang ditangkap di Cibubur, kemudian dua orang ditangkap di wilayah Jawa Timur," beber Nana.
Adapun motif perencanaan pembunuhan yaitu merasa sakit hati karena NL kerap dimaki dan dilecehkan selama bekerja.
"NL sering diajak melakukan hal-hal di luar pekerjaan. Dia sering diajak melakukan persetubuhan. Ada pernyataan dari korban juga yang suka menyebut NL sebagai perempuan tidak laku," tukas Nana.
Selain sakit hati, ada motif lain NL nekad ingin menghabisi nyawa korban. NL merasa ketakutan karena menggelapkan uang pajak kantor.
"Yang bersangkutan ketakutan karena dari tahun 2015 di bagian administrasi keuangan banyak mengurusin pajak, ternyata tidak semua (uang) disetorkan ke kantor pajak," kata Nana.
Sugianto yang mengetahui hal tersebut mulai curiga kepada NL. Korban pun sempat mengancam akan melaporkan NL ke pihak kepolisian.
Merasa terancam, NL akhirnya meminta bantuan suami sirinya, R alias MM untuk menghabisi korban.
"NL menyiapkan uang sebesar Rp 200 juta sebagai upah untuk membunuh korban," jelas Nana.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 340 KUHP dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau hukuman penjara 20 (dua puluh) tahun, dan Pasal 338 KUHP, dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun, dan juga Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951, dengan hukuman penjara sementara setinggi-tingginya 20 (dua puluh) tahun.
Seperti diberitakan, Sugianto ditembak di depan ruko Royal Gading Square Kelapa Gading, tak jauh dari kantornya, ketika hendak pulang ke rumah untuk makan siang.
Korban ditembak dari arah belakang sebanyak lima kali oleh salah satu tersangka. Korban pun tewas di lokasi kejadian.(bh/amp) |