JAKARTA-Polisi berhasil mengungkap motif di balik ledakan dua bom rakitan meledak di hutan dekat Gereja Paroki di perbatasan Desa Porto dan Desa Haria Kecamatan Saparua, Maluku, Sabtu (27/8) kemarin. Ledakan itu diduga terkait dengan perebutan sumber air bersih antarkampung.
Meski sudah menduga motivasi di balik peledakan bom itu, polisi masih terus menyelidiki lebih lanjut kebenaran motivasi itu. "Ada tiga bom. Tapi ledakannya dua kali. Kami masih dalami motif di balik semua itu," ujar Anton Bachrul Alam, Jakarta, Minggu (28/8).
Menurut dia, di kedua perbatasan itu memang ada sengketa sumber air minum. Tapi pihak keamanan masih meragukannya. Penyelidikan pun masih dilakukan. Dari informasi yang dihimpun aparat di lapangan, perwakilan warga kedua kampung itu sudah lama memperebutkan sumber air itu. Namun, sudah dilakukan pertemuan dan membuat pernyataan damai dan diharapkan tidak saling menyerang.
Dalam peristiwa ledakan itu, ungkap Anton, tak ada korban jiwa ataupun kerusakan bangunan. Bom rakitan itu diperkirakan meledak pada sekitar pukul 02.30 WITA di perbukitan setempat dan 21.30 WITA. "Low atau high explosive masih ditelusuri. Kita masih menunggu Puslabfor," katanya. Bom sendiri, kata Anton, diduga bermaterikan sulfur, belerang, pipa dan bahan material lainnya.
Untuk mengantisipasi keamanan pascaledakan itu, polisi setempat menerjunkan Satuan Brimob dan Dalmas untuk berjaga-jaga di perbatasan kedua kampung itu. Sejumlah pasukan dari unsur TNI juga ikut dikerahkan untuk membantu penjagaan keamanan. “Polisi juga telah meminta pejabat desa setempat dan tokoh masyarakat menjaga situasi yang kondusif,” tandas Anton.(tnc/bie)
|