MEDAN, Berita HUKUM - Poldasu dinilai tidak peka terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat. Bahkan Polisi terkesan ‘tidur’ dan hanya mengurusi kasus - kasus yang enak - enaknya saja. Sementara berbagai kasus kriminal lainnya tidak pernah direspon positif.
Buktinya, salah satunya soal kasus teror & aksi pengrusakan yang dilakukan oleh 4 orang tak dikenal (OTK) di kantor DPP LSM PERINTIS, dan sekaligus kantor redaksi Media Online Rajawali News, yang terjadi Selasa 28 Agustus 2012 lalu.
Hingga sepekan kasus itu berlalu, namun sampai saat ini tidak ada sedikitpun perkembangan penyelidikan maupun penyidikan dari pihak Polresta Medan maupun Poldasu. Padahal, pihak korban sudah membuat laporan resmi nomor : STPLP / 23 / 6 / K / VIII / 2012 / SPKT RESTA MDN, tanggal 29 Agustus 2012.
Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal DPP LSM PERINTIS yang juga sebagai Kordinator Liputan media online PMH. Sidauruk, SKM, kepada wartawan, Selasa (4/9), di Medan, yang mengaku sangat kecewa dengan kinerja aparat Kepolisian Polresta Medan yang terkesan lamban dan acuh tak acuh dengan laporan masyarakat.
Pihak pengelola LSM PERINTIS dan media online Rajawali News mencurigai atas tidak profesionalnya Polisi di daerah ini, dan diduga kuat lambannya kinerja aparat kepolisian akibat adanya intervensi dan kepentingan dari pihak - pihak tertentu.
“Kinerja Poldasu khususnya Polresta Medan sangat lamban. Polisi terkesan pada ‘tidur’ semua. Masa sudah seminggu aksi teror itu dilaporkan, namun tidak ada kemajuan penyelidikan maupun penyidikan yang berarti. Jangan kan olah TKP, satu polisi pun tidak ada datang ke TKP melakukan penyidikan. Ini patut dicurigai, ada apa dengan polisi. Kami harap aparat kepolisian pro aktif dan melakukan olah TKP, agar dapat segera diungkap motif dari aksi barbar tersebut”, tegasnya.
Pria yang dikenal vocal ini mempertanyakan komitmen Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang selalu mendengungkan siap melindungi masyarakat dari berbagai ancaman Kamtibmas.
“Gimana mau jadi Gubernur kalau janjinya saja sudah berbohong. Kami sangat kecewa dengan komitmen Kapoldasu. Bahkan penuh tanda tanya besar atas lambannya kinerja polisi disini, apakah ada intervensi dari pihak tertentu, sehingga kasus yang kami alami ini tidak diusut tuntas”, ujar Sidauruk bertanya.
Mencermati fenomena aneh tersebut, PMH Sidauruk selaku Sekjen DPP LSM PERINTIS dan sekaligus Korlip media online Rajawali News dalam waktu dekat ini akan melaporkan permasalahan tersebut kepada Kapolri maupun Presiden RI, serta pihak - pihak terkait lainnya di Jakarta.
“Polresta Medan tidak proaktif menerima laporan atas aksi teror menggunakan kapak dan senjata api yang dialamatkan ke LSM PERINTIS dan kantor redaksi Rajawali News itu, gimana pula kalau masyarakat awam yang mengalami kasus seperti itu, bisa - bisa kasusnya akan terus berlarut dan hilang tanpa bekas”, cetus Sidauruk.
Dikatakan PMH Sidauruk, aksi teror dan pengrusakan kantor DPP LSM PERINTIS dicurigai kuat berkaitan erat dengan penanganan sejumlah kasus besar terutama kasus - kasus korupsi dan investigasi kejahatan terorganisir yang selama ini aktif dijalankan lembaganya.
“Ada beberapa kasus besar yang ditangani LSM PERINTIS, di antaranya adalah kasus korupsi sejumlah oknum pejabat teras di Kota Medan dan Sumut, kasus narkoba serta Ilegal Logging yang diduga kuat melibatkan oknum aparat polisi. Jadi sangat diyakini terkait dengan penanganan dan pengungkapan sejumlah kasus serta sejumlah berita yang telah diekspos media online tersebut”, bebernya.
Padahal, lanjut Sidauruk, banyak kasus - kasus kriminal lainnya yang justru secara logika hukum susah untuk dilacak dan sulit untuk dijajaki akibat tidak adanya saksi dan bukti, namun polisi mampu mengungkap motif serta menangkap pelakunya.
Kata Sidauruk, kasus teror dan premanisme ini bukan kriminal biasa dan bila dibiarkan akan menyebabkan terjadinya aksi kejahatan baru. Apalagi aksi teror dan premanisme terhadap wartawan dan LSM sebagai insan social kontrol belakangan ini semakin marak terjadi.
PMH Sidauruk menegaskan, kasus teror dan pengrusakan kantor DPP LSM PERINTIS tersebut jangan dianggap enteng, dan didesak polisi bekerja professional dan proporsional dan penuh tanggung jawab.
“Ini bukan kasus kecil, karena LSM PERINTIS selama ini aktif membongkar sejumlah kasus kejahatan yang melibatkan para mafia. Kami menyesalkan ketidakpedulain polisi dalam kasus ini. Bila nanti ada kejadian baru lagi dan menimpa anggota LSM PERINTIS maka kami akan menuntut tanggung jawab polisi”, cetusnya.
Menurut Sidauruk, terkait lambannya polisi, disini membuktikan bahwa polisi dalam menangani kasus terkesan pilih kasih. Ada apa dengan OTK berkapak dan bersenpi yang nekat menyerang kantor LSM dan Pers tersebut.
“Kami yakin kasus kejahatan yang melibatkan koruptor dan mafia yang kami tangani itu merasa terusik dan sangat gerah dengan gerakan kami. Dalam waktu dekat kami akan melakukan aksi unjukrasa menuntut profesionalisme polisi dalam mengusut kasus ini. Kasus teror ini jangan diangap enteng. Hingga sepekan kok tidak ada satu polisi pun yang datang dan melakukan olah TKP di lokasi kejadian”, ujarnya.
Sementara, Komandan Satlak Intelijen Sumut, Karsendya Toni Andeska, SH melalui Kabag Humasnya Karsenda Syafriandi Tanjung menghimbau agar Kapolda Sumut segera mengusut tuntas kasus teror dan kekerasan yang terjadi di kantor DPP LSM PERINTIS dan media online Rajawali News tersebut.
“Kami menghimbau agar pihak Poldasu beserta jajarannya bekerja profesional dan serius dalam menangani setiap kasus teror dan kekerasan ala premanisme di Sumut. Kami desak agar kasus pengrusakan fasilitas kantor LSM PERINTIS dan Rajawali News itu diusut tuntas dan menangkap otak pelakunya”, ujarnya.
Dikatakannya, sebelumnya komandan sudah instruksikan kepada saya agar disikapi dengan tegas siapa dalang sebenarnya, karena berita ini sudah kami kordinasikan ke Makopus di Jakarta, dan pihak pusat menginstruksikan agar segera ditindaklanjuti.
“Pusat menekankan jangan ada satupun elemen masyarakat yang tertindas akibat sering vocal menyikapi setiap masalah dan temuan di lapangan. Elemen yang konsern membela kepentingan masyakarat dan Negara harus dibela dan dilindungi”, ujarnya lagi.
Sementara itu, sejumlah Pembina LSM PERINTIS seperti Js Leo Siagian, Prof Ir H Hasnudi, MS, Esan, dan lainnya begitu mendapat laporan dan membaca berita di berbagai media massa soal aksi teror dan pengrusakan kantor LSM PERINTIS itu mengaku geram.
Js. Leo Siagian yang saat kejadian berada di Jakarta langsung memerintahkan agar para pengurus DPP mengiirmkan laporan tersebut kepadanya agar ditindaklanjuti ke Mabes Polri maupun pihak-pihak berkompeten lainnya di Jakarta.
Pembina LSM PERINTIS, Js. Leo Siagian mengutuk aksi teror dan pengrusakan di kantor DPP LSM PERINTIS sekaligus kantor redaksi media onlie rajawalinews.com tersebut. “Wow, Gawat!, Teror dan Anarkis kian marak saja di bumi persada negeri tercinta ini. Penegakan supremasi hukum di era Reformasi, khususnya pada rezim SBY ini, semakin amburadul dan berantakan.
Mengapa?, Karena para Pemimpinnya mulai dari tingkat yang paling atas hingga yang terendah tidak disiplin, tidak tegas bahkan sangat ragu - ragu. Jiwa pengabdi, pengayom dan pelindung yang katanya siap melayani sudah sirna dari sanubari para Pemimpin negeri ini, seakan - akan negeri ini tanpa Pemimpin”, ujarnya, seperti dalam rilis persnya yang diterima BeritaHUKUM.com.
“Lawan, jangan gentar. Maju terus pantang mundur”, tegas Js. Leo Siagian yang dikenal sangat vokal dalam menyuarakan aspirasi dan dikenal pro rakyat tersebut.(dbs/bhc/tim) |