Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Presiden SBY
Presiden Dorong ASEAN dan India Pangkas Hambatan Perdagangan
Friday 21 Dec 2012 10:16:09
 

Kepala Negara saat bergandengan tangan dalam Acara ASEAN-India Commerative Summit di Taj Palace, New Delhi, India, Kamis (20/12) petang.(Foto: Ist)
 
INDIA, Berita HUKUM - Meskipun terdapat kecenderungan perkembangan yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, bahwa ASEAN dan India belum memanfaatkan potensi penuh dari kemitraan yang sudah dijalin selama 20 tahun. Untuk itu, Presiden menyarankan perlunya diatur prioritas kerjasama strategis sebagai patokan untuk dua puluh tahun ke depan.

“Kita memiliki kesempatan untuk membangun satu agenda tujuan yang lebih lanjut untuk meningkatkan kemitraan. Satu agenda baru yang akan mensinergikan India dalam Look East Policy dan membangun komunitas ASEAN-India,” kata SBY pada ASEAN-India Commerative Summit di Taj Palace, New Delhi, India, Kamis (20/12) petang.

Menurut Presiden SBY, India akan tetap salah satu mitra terpenting ASEAN. Volume pertumbuhan perdagangan antara ASEAN dan India telah melampaui target 2012. Melihat pertumbuhan yang cepat ini, Presiden SBY yakin bahwa target nilai perdagangan 100 miliar dollar AS pada tahun 2015 akan dapat dicapai. Bahkan, SBY mengharapkan target perdagangan yang lebih tinggi dan lebih ambisius untuk dua puluh tahun ke depan.

“Saya percaya kita bisa maju melalui peningkatan kerjasama investasi. Untuk itu, saya mendorong ASEAN dan India mengadopsi kebijakan yang bertujuan menurunkan hambatan perdagangan dan memberikan insentif lebih bagi komunitas dunia usaha,” ucap SBY sembari menyebutkan adanya peluang kerjasama yang lebih besar di berbagai bidang seperti teknologi, ICT dan infrastruktur, serta ketahanan pangan dan keamanan energi.

Presiden SBY juga mengingatkan pentingnya untuk memulai dan mempromosikan kerjasama dalam ketahanan pangan dan energi ASEAN-India.

”Dengan populasi gabungan dari 1,8 miliar, ASEAN dan India harus mengatasi kedua masalah strategis ketahanan pangan dan keamanan energi,” ujar SBY.

Dalam kasus keamanan energi, diperkirakan bahwa kebutuhan energi dunia akan meningkat 50 persen pada tahun 2030. Beberapa negara akan menjadi lebih tergantung pada minyak untuk memenuhi kebutuhan energinya. Oleh karena itu, SBY menekankan pentingnya kerja sama dalam mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan.

Sedangkan dalam kasus ketahanan pangan, karena penduduk ASEAN dan India diperkirakan oleh Divisi Populasi dari UNDESA mencapai sekitar 2 miliar pada tahun 2025, maka ASEAN dan India harus mengatasi masalah produksi lebih banyak makanan, peningkatan produktivitas lahan pertanian, dan keterjangkauan harga pangan.

Oleh karena itu, Presiden SBY menyarankan pelunya dimulai upaya kongkrit untuk mengatasi masalah ketahanan pangan dan energi, terutama dalam hal penelitian bersama di sektor pertanian, dan kerjasama antar pusat-pusat penelitian energi di ASEAN dan India.

Presiden SBY juga menyarankan peningkatan konektivitas people to people. Perjalanan pelaku bisnis dan akademisi serta wartawan antara ASEAN dan India harus didorong untuk mengambil manfaat dari total jumlah penduduk ASEAN-India yang mencapai 1,8 miliar . “Jumlah penerbangan langsung dari India ke negara-negara ASEAN dan sebaliknya harus ditingkatkan,” pesan SBY.

Terakhir, Presiden mengajak ASEAN – India mempromosikan kerjasama maritim.
Hal ini seiring dengan berkembangnya peta geopolitik dan geo ekonomi, sementara pusat ekonomi global bergeser ke timur. “Hindia dan Samudera Pasifik akan menjadi lebih penting dalam menyediakan rute laut penting untuk perdagangan dan perdagangan,” sebut SBY.
Menurut Presiden, saat ini 90 persen perdagangan antarbenua dan juga dua-pertiga dari semua perjalanan minyak dilakukan melalui jalur pelayaran. Tujuh puluh persen dari lalu lintas seluruh dunia dalam produk-produk minyak bumi melewati Samudra Hindia-dari Timur Tengah ke Asia Timur. Selain itu, Samudera Hindia menyumbang setengah dari lalu lintas kontainer dunia. Demikian juga, Selat Malaka juga merupakan salah satu jalur laut tersibuk bagi armada pelayaran.

”Oleh karena itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan kerjasama maritim di kawasan, harus menjadi salah satu prioritas. Kita perlu mengembangkan kerjasama yang lebih erat untuk memastikan keamanan maritim dan untuk secara efektif mengatasi semua tantangan di laut,” tukas SBY.(sm/hs/es/skb/bhc/opn)



 
   Berita Terkait > Presiden SBY
 
  Presiden SBY Serahkan Dokumen 10 Tahun Pemerintahan ke Arsip Nasional
  Bertemu 20 Netizen, Ibu Ani: Ini Sore Yang Menyenangkan
  Presiden SBY Terima Pimpinan DPR, DPD, dan MPR-RI
  Minggu Terakhir, Presiden SBY ‘Beberes’ Kantor
  'Bapak Presiden dan Ibu Ani, Kami Selalu Merindukanmu…'
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2