JAKARTA, Berita HUKUM - Akan seperti apakah perekonomian Indonesia yang hendak kita bangun?, pertanyaan tersebut dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudoyono kepada peserta acara Penyatuan Visi ‘Bersama menuju Indonesia Maju 2030’ di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (13/11) siang.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Presiden SBY dalam sambutannya yang bertajuk Ekonomi Indonesia, Sebuah Manifesto Pembangunan Ekonomi Abad 21 tersebut, mengajukan tiga pertanyaan kunci.
1. Mengapa peran ekonomi penting dan untuk siapa ekonomi itu?.
2. Ekonomi seperti apa yang Indonesia pilih dalam menjalankan kehidupan yang dewasa ini?.
3. Apa yang harus dilakukan Indonesia dalam menghadapi perekonomian global yang sering bergejolak?.
Presiden mengajak seluruh pihak yang terakit untuk menjalankan 3 agenda itu guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Yang pertama, ekonomi sebagai jalan utama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Terdapat tiga perspektif pada agenda yang pertama ini. Manusia dalam pembangunan diletakkan sebagai pusat. Bagaimana memenuhi kebutuhan manusia, meningkatkan taraf hidupnya, mengakhiri kemiskinan sehingga rakyat makin sejahtera. Bagi negara berkembang, tujuan pembangunan adalah to end poverty atau mengakhiri kemiskinan," ujar Presiden SBY.
Yang kedua, kondisi kehidupan di sebuah negara. Negara dan masyarakat yang aman, tertib dan damai. “Keadlian sosial akan tegak jika ketimpangan dan kesenjangan tidak menganga dan melebar. Demokrasi akan hidup, matang, dan berkualitas jika pendidikan dan penghasilan masyarakat relatif tinggi. Masyarakat sejahtera akan terwujud jika ada keberlangsungan kehidupan yang baik," ujar Presiden SBY menegaskan.
Visi ekonomi Indonesia pada tahun 2030 adalah ’emerging economy Indonesia' berada di papan atas. Ekonomi kuat, serta berkeadlian dan ramah lingkungan. Menjadi produktif, inovatif, dan susitanable high-income economy. Presiden SBY memilih 4 strategi untuk merealisasikan hal tersebut, yaitu pro pertumbuhan, pro lapangan pekerjaan, pro lingkungan, dan pro pengurangan kemiskinanm. "Pertumbuhan ekonomi harus utuh dan berjangka panjang," tambah Presiden SBY.
Yang ketiga adalah upaya menyelamatkan ekonomi kita dari gejolak dan krisis global. "Fakta dan realitas yang terjadi adalah, ekonomi kita selamat, bahkan tetap tumbuh kuat. Kunci keberhasilannnya adalah fundamental kita makin kuat, yang merupakan buah reformasi, antisipasi, dan respon tidak terlambat, pilihan kebijakan tidak salah, kebersamaan yang baik, dan kepemimpinan di semua tingkatan," kata Presiden SBY.
Menurut Kepala Negara, dalam delapan tahun terakhir, secara umum ekonomi kita tumbuh dan berkembang baik. "Tentu masih dijumpai kelemahan, hambatan, bahkan ketidakberhasilan di sana-sini, tetapi progresnya baik dan nyata, dan bahkan kita mampu bertahan pada krisis ekonomi dunia pada 2008 dan 2009", SBY menambahkan.
Di akhir sambutannya, Presiden berpesan untuk menjaga apa yang telah kita capai sejauh ini. "Jangan sia-sia kan momentum dan peluang yang terbuka. Insya Allah, kita bisa dan Indonesia bisa. Dengan pertolongan Allah SWT, ekonomi bisa semakin maju dan rakyat Indonesia akan semakin sejahtera," tandas Presiden SBY.(yor/pdn/bhc/opn)
|