JAKARTA, Berita HUKUM - "Penyimpangan Demokrasi yang banyak terjadi di Negara kita sendiri, itu bukan contoh yang baik, malah hal itu merupakan sifat-sifat yang buruk yang terjadi di kehidupan demokrasi". Hal itu disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya yang bertema "Indonesia Democracy Outlook" di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (15/1).
Contoh penyimpangan demokrasi itu sendiri, kata SBY, main hakim sendiri, dan menganggu jalannya demokrasi di Negara sendiri serta masih banyak lagi lainnya, itu sebenarnya harus dapat kita cegah agar demokrasi di Negara kita tidak terjadi penyimpangan.
Lebih lanjut lagi Presiden mengungkapkan, kita sudah punya pasal 28 b, yang berisi menyangkut Hak Asasi Manusia (HAM). Didalam pasal itu ada 10 kategori yang menyangkut dengan Hak, yaitu pembatasan, kebebasan yang bertentangan dengan etika, ketertiban umum, moralitas, agama, dan sebagainya.
Nah, kalau kita kita tidak bisa mengendalikan demokrasi itu sendiri, maka hal itu dapat berpengaruh bagi kemajuan negara. Tetapi, kalau kita dapat mengendalikan penyimpangan demokrasi itu sendiri, maka ekonomi kita akan terus tumbuh dan maju, karena dukungan publik semakin kuat dan tinggi.
Dan hal itu merupakan tugas rumah agar dapat membenahi demokrasi kita yang semakin terpuruk dan menyimpang, supaya dapat kita atasi dengan saling berkejasama menghilangkan penyimpangan demokrasi itu sendiri.
Serta, untuk 15 tahun kedepan kita harus berkerja ekstra keras untuk mengawal demokrasi ini. Paling tidak untuk 3 periode Presiden yang akan datang, semua penyimpangan demokrasi itu sendiri sudah dapat teratasi.
"Terus terang, saya sebagai Presiden masih merasakan banyaknya gangguan dan masalah yang belum dapat saya selesaikan di dalam kepemimpinan saya, tetapi dengan semangat untuk melakukan perbaikan, saya bertekad untuk dapat menyelesaikan semua masalah yang ada," katanya.
Selanjutnya Presiden bertanya, mana yang kalian pilih, "orang kuat atau institusi yang kuat?". Presiden menjelasakan, "sebenarnya istilah orang kuat kalau ditinjau dari perspektif yang negatif, itu bukanlah sesuatu yang membanggakan, apalagi kalau menjadi diktator, tentu itu tidak dapat berguna dengan baik, dalam artian demokrasinya tidak ia pakai dengan sebenarnya," ungkapnya.
"Kemudian, untuk institusi yang kuat, itu bisa menjadi pilihan terbaik untuk berdemokrasi yang baik. Kalau dapat menjalankannya dengan maksimal, maka dapat berfungsi untuk banyak orang," tambah Presiden.
Kemudian di bagian lain, Presiden SBY juga menyampiakan tentang Pemilu 2014 mendatang.
Dalam menyampaikan informasi dalam proses pemilu 2014 mendatang, saya berpesan kepada media, agar jangan mengangkat informasi dalam satu partai saja, berikan peluang untuk yang lain agar pemilu ini dapat berjalan dengan baik.
Untuk itu, saya berpandangan pemilu 2014 ini nanti merupakan pemilu yang akan lebih menentukan perjalanan nasib dan kecerahan bangsa kita sendiri. Dalam hal ini, pilihlah pemimpin yang benar-benar dapat memberikan perubahan buat bangsa ini, jangan melihat dari visi dan misinya saja, tetapi lihat juga dari segi-segi yang lain, yang juga dapat memberikan jalan yang baik bagi kehidupan bangsa.
Jangan sampai, dengan adanya pemilihan ini nanti, kita salah pilih. Dan untuk para calon Pemilu 2014, saya berpesan, "siapapun yang terpilih nanti, agar dapat melanjutkan apa yang belum tercapai dan belum dapat kita benahi bersama. Serta, jika belum terpilih nanti, supaya jangan berkecil hati, sebab kita masih banyak tugas dalam memajukan bangsa kita ini," pungkasnya.
Di bagian akhir, Presiden juga mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besar kepada seluruh hadirin yang hadir dalam acara tersebut. "Kepada Menteri-Menteri, Anggota DPR, Gubernur berserta jajarannya, dan awak media, saya sangat berterimah kasih atas kehadirannya dan dukungannya dalam mengapresiasi berjalannya acara ini," tandasnya.
Selain itu, hadir juga dalam acara ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Menko Kesra Agung Laksono, Mendikbud M Nuh, Wapres Boediono, serta masih banyak lagi yang lainnya.(bhc/opn) |