JAKARTA, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka Kompas 100 CEO Forum 2013 di Jakarta Covention Center, Rabu (27/11) pukul 10.00 WIB. Ini kali keempat Harian Kompas menggelar hajat ini, bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI). Tahun ini bertemakan 'Perhelatan Politik dan Momentum Menjaga Pertumbuhan Ekonomi'.
Dalam sambutannya, Presiden SBY berharap akan ada debat dan diskusi yang baik, mengingat hadirnya para politisi, ekonom, dan pelaku bisnis. "Saya berharap, isu-isu ekonomi terkini bisa didiskusikan dengan baik. Jangan terlalu banyak retorika, karena yang diperlukan adalah kebijakan, strategi, dan tindakan yang rasional. Kalau ekonomi sedang krisis, diperlukan langkah yang efektif dan cekatan agar kita bisa meminimalkan efek dari krisis itu," kata SBY.
Indonesia, ujar SBY, memiliki pengalaman jatuh perekonomiannya pada 1998. Namun setelah itu, pada 2005, 2008, 2010, bahkan tahun 2013 ini ekonomi kita mengalami gejolak-gejolak baru. Presiden meyakini, permasalahan-permasalahan tersebut bisa diatasi dengan baik menggunakan strategi-strategi tertentu.
"Pada kesempatan ini, saya hanya ingin secara sederhana membagikan pandangan dan pemikiran saya dalam mengelola perekonoman nasional dalam 9 tahun terakhir memimpin Indonesia," SBY menambahkan.
Sebelumnya, CEO Kompas Gramedia Group Agung Adiprasetyo menjelaskan, forum akan membahas proyeksi ekonomi 2014. "Tetapi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, proyeksi ekonomi tahun ini diwarnai dengan kegiatan politik," ujar Agung Adiprasetyo.
Sementara itu, Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo mengatakan, sisi ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan tetap terjaga pada tahun depan. Apalagi pemerintah dan DPR tetap membuat asumsi pertumbuhan ekonomi optimis tahun depan, yaitu 6 persen. Sejumlah lembaga dan organisasi keuangan internasional, seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan Bank Pembangunan Asia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2014 berada di bawah 6 persen.
Infrastruktur yang belum memadai, inflasi yang tinggi, suku bunga bank yang tinggi, kredit yang merosot, diperkirakan akan menekan pertumbuhan. Beban fiskal akibat subsidi BBM yang relatif tinggi tahun 2013 membuat belanja pemerintah belum efektif mendorong perekonomian.
"Namun adanya pesta demokrasi berupa pemilu akan memberikan sumbangsih bagi pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto). BI memperkirakan dari sisi persentase, belanja pemilu 2014 akan menyumbang 0,19 persen terhadap pertumbuhan ekonomi," Gatot menjelaskan.
Pertumbuhan ekonomi itu, lanjut Gator, lebih kecil dibandingkan pemilu 2009 yang sebesar 0,26 persen. Namun, dari sisi nilai belanja terjadi kenaikan. Jika pada pemilu 2009 sebesar Rp 40 triliun, tahun depan diperkiaran menjadi Rp 44,1 triliun.
Forum CEO ini akan menampilkan, antara lain, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan Chatib Basri yang akan memberikan paparan proyeksi ekonomi, baik dari segi moneter maupun fiskal. Sesi kedua menapilkan 12 pimpinan partai politik peserta Pemilu 2014, yang akan menyampaikan pandangan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi 2014.
Acara ini dihadiri oleh para CEO yang tergabung dalam emiten Kompas 100. Indeks Kompas 100 terdiri atas 100 emiten, diantaranya PT Astra Agro Lestari, PT Bank Central Asia , PT Garuda Indonesia, dan PT Unilever Indonesia. Hadir pula Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Menteri Agama Suryadharma Ali.((yor/pdn/bhc/rby) |