MEDAN, Berita HUKUM - Sosok Irjen Agus Andrianto yang menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara (Sumut), pada tanggal 20 November 2018 mendatang, tepat 100 hari.
Kehadirannya selalu disambut luar biasa oleh masyarakat Sumut. Santun, bersahaja, relegius serta selalu memuliakan rakyat kecil telah tertanam di setiap benak orang di provinsi ini.
Tak heran bila setiap kegiatan yang dilakukan, puluhan ribu orang selalu menghadirinya. Irjen Agus tak cuma berbaur, ia juga tak sungkan makan bersama di pelataran dengan mereka.
Bahkan, saat sholat Jumat dan Dzikir Akbar bersama puluhan ribu Bilal Mayit, Penggali Kubur, Nadzir Masjid, dan Nelayan di Mapolda Sumut, awal November 2018 lalu, Irjen Agus tampak bahagia memeluk mereka.
Orang kecil seperti mereka selama ini bahkan sangat susah bertemu jenderal. Namun Irjen Agus malah mengundang, memberikan bantuan serta memuliakannya.
Mungkin tak terlalu berlebihan bila ada bilal mayit yang menyeletuk, Irjen Agus adalah 'Bapaknya Kaum Dhuafa'. Karena semua kalangan kebanyakan, atau katakanlah kaum marginal didatanginya dan disebut penting keberadaannya.
Terbaru, saat Irjen Agus mengunjungi Kabupaten Nias Selatan (Nisel). Daerah yang terpisah dari wilayah induk Sumatera Utara, jauh di tepian Samudera Hindia, Selasa (6/11).
Sambutan warga pun sungguh luar biasa. Pasalnya baru Irjen Agus-lah, Kapolda Sumut yang pernah mengunjungi Kabupaten Nisel. Kedatangannya disambut ribuan warga, kalungan bunga dan tarian perang sebagai kehormatan.
Kapolda bahkan tak sungkan saat warga berdesakan hanya ingin berswafoto dengannya. Mungkin tepat apa yang dikatakan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nias Selatan, Haji Sulaiman, dalam sambutannya.
"Meskipun bapak baru pertama kali datang ke Nias Selatan, namun sosok beliau sudah tidak asing lagi di telinga kami. Warga Nias Selatan sudah mendengar tentang beliau yang selalu berbaur dengan warga dan sering berbagi rejeki dengan warga kurang mampu," katanya.
"Orangnya ramah, supel dan mudah berkomunikasi dengan semua lapisan masyarakat, kebanggaan kami," tambahnya.
Sulaiman juga memuji kinerja Irjen Agus. Menurutnya, sejak menjadi orang nomor satu di Polda Sumut, angka kriminal di Nias Selatan menurun, dan pemberantasan terhadap narkoba dan miras terus dilakukan oleh jajaran Polres Nisel.
"Artinya apa, perintah Pak Kapolda benar benar dijalankan oleh polres jajaran. Pak Agus diterima oleh anggotanya dan terlebih masyarakat," ucapnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua FKUB Nias Selatan Pendeta Alfius Wau STh. Dia mengatakan, Nias Selatan yang dulu berbeda dengan Nias Selatan yang dipimpin Kapolres AKBP Faisal Napitupulu.
Dimana Kapolres berbaur dan membantu menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan dan cita cita demi masa depan yang lebih baik, salah satunya dengan memberantas miras dan narkoba.
"Saat ini sudah ada 5 putra terbaik Nisel yang diterima menjadi anggota Polri. Dan kami berharap jumlah tersebut akan terus bertambah kedepannya," pintanya kepada Irjen Agus.
Alfius menyampaikan komitmen masyarakat Nisel untuk terus menjaga kerukunan umat beragama dan mendukung tugas Polri dalam menciptakan situasi aman dan damai menjelang pelaksanaan Pilpres dan Pileg salah satunya memberantas hoax.
Jenderal Berprestasi
Sosok Irjen Agus juga diungkap oleh Pengamat Kepolisian, Edison Siahaan. Dia mengatakan, sejak menduduki berbagai jabatan di Polri, Irjen Agus telah banyak mengukir prestasi.
"Meski bukan lulusan terbaik AKPOL 1989, tapi Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto telah banyak mengukir prestasi di Polri. Sosoknya tenang dan murah senyum tetapi tak kompromi terhadap pelaku kejahatan," katanya, Rabu (7/11).
Edison mengatakan, semasa masih berpangkat AKBP, Irjen Agua bertugas di Ditkrimsus Polda Metro Jaya, juga melakukan hal serupa. Sebagai perwira tinggi Polri ia sudah sangat mengenal situasi dan kondisi serta budaya maupun karakter masyarakat Sumut.
"Karena lama bertugas di Polda Sumut, tentu akan membantunya dalam mengimplementasikan tugas pokok dan fungsi kepolisian dalam rangka memelihara ketertiban dan keamanan," sebutnya.
Edison juga menjamin ketegasan Irjen Agus dalam penegakan hukum dan menghormati independensi penyidik. "Secara langsung Irjen Agus sampaikan kepada saya. Bahwa dia tidak akan pernah mengitervensi perkara jika penanganannya benar dan baik sesuai ketentuan yang berlaku," tambahnya.
"Sebaliknya dia akan bertindak tegas melakukan evaluasi apabila ada indikasi penyelewengan yang dilakukan anggotanya," ucapnya.
Hendaknya masyarakat Sumut, lanjut Edison, mendukung tugas Irjen Agus sebagai Kapolda Sumut.
"Saya sampaikan agar Polda Sumut juga mempertimbangkan kearifan lokal untuk menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat dengan tidak mengabaikan proses hukum. Sebab tidak semua permasalahan harus diselesaikan secara hukum," sarannya.
"Saya yakin jika peran serta masyarakat maksimal, Irjen Agus sukses di Sumut. Untuk itu pemberantasan premanisme di Sumut tidak boleh berhenti," katanya.
Lalu bagaimana dengan segelintir orang yang menyebut apa yang dilakukan Irjen Agus hanya pencitraan?
"Saya sudah cukup lama mengenal Irjen Agus, tidak pernah saya melihat dia mampu melakukan pencitraan. Dia salah satu sosok polisi yang baik dan tegas," jawabnya.
Polri adalah lembaga penegak hukum bukan parpol. Jadi polri tidak perlu melakukan pencitraan. Tetapi polri membutuhkan dukungan masyarakat, sehingga perlu membangun kerja sama dengan cara pendekatan formil maupun personal," imbuhnya.
Bagaimana jika ada orang yang membandingkan Irjen Agus dengan Irjen Umar Septono yang juga dikenal sangat dekat dengan rakyat kecil?
"Tentu memiliki ciri khas masing-masing. Tidak mungkin sama dan sebangun. Tetapi yang penting adalah mampu bersama masyarakat mewujudkan rasa aman, tertib dan nyaman. Khususnya pada musim Pilpres dan Pileg Kapolda harus menjamin sikap netral seluruh jajarannya," tandasnya.
Berbeda dan Terasa
Sementara Pengamat Kepolisian Sumut, Zulkifli Tanjung, mengatakan apa yang dilakukan Irjen Agus sungguh hal yang sangat berbeda, semua rakyat kecil merasakan keberadaannya. Rakyat merasa terlayani, terlindungi dan terayomi.
"Secara khusus, gebrakan yang dilakukannya menurut saya sangat pantas untuk kita apresiasi, tak hanya soal keamanan," ungkapnya.
"Saya sebagai mantan wartawan yang 20 tahun liputan di kantor polisi pun turut merasa bangga dengan apa yang dilakukan oleh Irjen Agus, walau kita tak akan lepas terus memantau kinerjanya dalam penegakan hukum," tambahnya.(bh/as) |