Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Rupiah
Rupiah Terlemah Jadi Rp13.747 Sejak 17 Tahun Terakhir
Wednesday 12 Aug 2015 12:35:18
 

Ilustrasi. Mata Uang Dolar Amerika dan Rupiah.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 140 poin menjadi Rp13.747 dibandingkan posisi sebelumnya sebesar Rp13.607 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu (12/8) mengatakan bahwa nilai tukar rupiah mengalami tekanan ke level terlemah baru semenjak 17 tahun terakhir.

Mata uang domestik terkena dampak buruk dari kebijakan pemerintah Tiongkok yang melakukan devaluasi mata uang yuan.

"Posisi Indonesia sebagai salah satu rekan dagang utama Tiongkok dan eksportir komoditas akan membuat prospek perekonomian secara keseluruhan terkena dampak buruk akibat kebijakan pemerintah Tiongkok," katanya.

Ia mengemukakan bahwa devaluasi yuan itu dilakukan untuk mendongkrak tingkat kompetisi barang ekspor Tiongkok yang terus tergerus, karena semenjak 2011 pertumbuhan tahunan ekspor Tiongkok secara konsisten melambat, sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

"Akibat devaluasi yuan, hampir seluruh mata uang di Asia-Pasifik melemah cukup tajam bersamaan dengan anjloknya harga komoditas," katanya.

Dari domestik, lanjut dia, pelaku pasar sedang menanti data neraca transaksi berjalan Indonesia yang akan diumumkan pada pekan ini, serta rencana perombakan (reshuffle) kabinet. Secara umum isu negatif masih akan mendominasi pergerakan rupiah dalam jangka menengah.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menambahkan bahwa dari dalam negeri juga belum ada data sentimen maupun data yang positif untuk menopang mata uang rupiah untuk kembali bergerak ke area positif.

"Mulai dari data ekonomi semester kedua 2015 yang melambat hingga maraknya berita mengenai rencana perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja, menambah sentimen negatif bagi mata uang domestik," katanya.

Di tengah situasi seperti itu, menurut Rully Arya Wisnubroto, Bank Indonesia juga tidak akan terlalu aktif untuk melakukan intervensi karena dampaknya akan negatif terhadap cadangan devisa Indonesia.(zubi/Antara/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Rupiah
 
  Efektivitas Peluncuran Uang Kertas Pecahan Rp 75 Ribu Edisi Khusus Dipertanyakan
  Rupiah Terus Anjlok, Defisit Anggaran Melebar dan Kasus Corona Bertambah
  Tekapar 127 Poin, Rupiah Menjadi Mata Uang Paling Lemah di Asia
  Kritik dan Tertawai Cetak Uang Braille, TKN Jokowi - Ma'ruf Sangat Below Standar Pengetahuan
  IPI: Ada 2 Faktor Penyebab Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2