Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
PDIP
SSS: Sentimen Publik Terganggu Jika Jokowi Diganggu
Thursday 12 Dec 2013 20:57:29
 

Executive Director SSS, Ari Nurcahyo.(Foto: BH/mat)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Jelang Pemilu 2014, diharapkan para petinggi di partai politik tidak mengganggu Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau kerap di panggil Jokowi. Pasalnya bila mengganggu Jokowi itu artinya akan menyinggung sentimen public, terutama dominasi warga yang tinggal di Jakarta.

“Gangguan politik mungkin saja bisa terjadi jika banyak partai yang menggoda Jokowi dalam wacana pencalonan Presiden. Tapi beliau bisa unggul di ranah politik dengan kinerjanya melalui reformasi birokrasi. Lagi pula publik cenderung masih dominan mendukung kinerja Gubernur asal Solo itu. Tentu akan timbul sentiment masyarakat jika Jokowi diganggu,” kata Ari Nurcahyo, Executive Director Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) pada BeritaHUKUM, Kamis (12/12).

Lebih lanjut, Ari menyebutkan adanya pernyataan atau statement soal tragedi kecelakaan kereta di Bintaro, penanganan banjir hingga soal penggusuran yang sifatnya menyudutkan Jokowi.

“Tetapi kalo ia tetap konsisten memperlihatkan transparansi dalam pengelolaan ibu kota Jakarta, serta anggaran APBD dibuat online dan melibatkan KPK pada 2014 mendatang, ya saya kira Jokowi bisa diharapkan warga,” jelas Ari Nurcahyo, menyampaikan pendapatnya.

Adapun mengenai kandidat Presiden pada Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres), dari hasil kajian Soegeng Sarjadi Syndicate menyatakan bagi PDIP, apabila mencalonkan Jokowi sebagai Calon Presiden (capres) 2014 sebelum Pileg, maka perolehan suara akan optimal (di atas 20 persen).

Sebaliknya, apabila PDIP tidak mencalonkan Jokowi sebagai Capres 2014 sebelum Pileg, maka perolehan suara tidak optimal atau dibawah 20 persen.(bhc/mat)



 
   Berita Terkait > PDIP
 
  PDIP Buka Peluang Bakal Usung Anies Baswedan Jadi Cagub DKI, Begini Reaksi Ahok
  Kemiskinan Jateng Meningkat, Pengamat: PDIP Harusnya Tegur Ganjar
  Sederet Fakta Soal Banteng Vs Celeng di PDIP
  Ahmad Basarah Harap AS dan Tiongkok Tidak Terjebak 'Perangkap Thucydides'
  Setelah Korupsi Juliari, Bagaimana Cara Menyelamatkan PDIP?
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Judi Haram dan Melanggar UU, PPBR Mendesak MUI Mengeluarkan Fatwa Lawan Judi

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2