PALEMBANG, Berita HUKUM - Sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Palembang berujung pada pembakaran pertokoan di kawasan Pasar 16 Ilir di pusat Kota Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/6), sekitar pukul 12:30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, tetapi aktivitas warga di pusat perekonomian Sumatera Selatan itu sempat terhenti total.
Kepala Kepolisian Resor Kota Palembang Komisaris Besar Sabaruddin Ginting mengatakan, kasus ini masih terkait Pilkada Kota Palembang. ”Dua orang sudah diamankan polisi, yakni A dan H. Salah satunya adalah koordinator lapangan unjuk rasa. Sejauh ini, mereka masih sebagai saksi,” kata Ginting.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution juga membenarkan adanya penangkapan dua orang yang diduga terkait kerusuhan tersebut. ”Pengamanan Kota Palembang yang tengah menyambut Pilkada Sumsel pada 6 Juni juga akan diperketat dengan penambahan dua kompi dari Jambi dan Bengkulu,” ujar Nasution.
Dalam kerusuhan itu, toko elektronik terbesar di Palembang, Toko Jaya Raya Elektronik, yang berlantai dua, habis terbakar. Api merembet ke toko elektronik Tunas Jaya yang berada di sebelahnya, tetapi dapat dipadamkan sebelum melalap seluruh bangunan.
Dua toko ini terletak di kompleks pertokoan padat di kawasan Pasar 16 Ilir yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Sumsel. Letaknya hanya 500 meter dari Jembatan Ampera yang menjadi pusat berkumpulnya pengunjuk rasa terkait sengketa Pilkada Kota Palembang.
Kemenangan batal
Pembakaran itu membuat lalu lintas di pusat Kota Palembang macet sekitar dua jam. Puluhan toko dan pedagang kaki lima di sekitar lokasi tutup.
Kejadian berawal dari unjuk rasa sekitar 100 orang di Gedung DPRD Sumsel, sekitar 2 kilometer dari Jembatan Ampera, pada pukul 10:00 WIB. Massa memprotes keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan kemenangan pasangan calon Sarimuda-Nelly Rosdiana yang telah ditetapkan KPU setempat.
Sekitar pukul 12:00 WIB, massa yang mayoritas berusia muda itu bergerak ke arah Jembatan Ampera. Polisi berusaha membubarkan mereka, tetapi sebagian berlari ke arah pertokoan.
Sejumlah pedagang kaki lima mengaku melihat 10 orang dari massa mendatangi Toko Elektronik Jaya Raya. Mereka melempari kaca toko dengan batu dan kayu. Ada yang melemparkan sejenis bom molotov ke dalam toko. Api merambat cepat. Asap hitam membubung tinggi dan terlihat hingga beberapa kilometer.
Sekitar 10 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api, dibantu petugas dari Polri, Brimob Polda Sumsel, dan TNI.
Aksi ini adalah rangkaian unjuk rasa yang digelar pendukung Sarimuda-Nelly selama dua pekan terakhir. Mereka berulang kali menggelar aksi di depan Kantor KPU Kota Palembang dan jalan-jalan di Palembang sambil membakar ban.
April lalu, KPU Palembang memutuskan Sarimuda-Nelly memenangi Pilkada Kota Palembang dengan selisih 8 suara atau 0,001 persen dari pasangan Romi Herton-Harnojoyo yang didukung PDI-P dan Partai Demokrat. Kubu Romi Herton-Harnojoyo mengajukan gugatan ke MK, lalu direkapitulasi ulang.
Hasil rekapitulasi terhadap lima kotak suara itu, Romi Herton yang masih menjabat Wakil Wali Kota Palembang dan Harnojoyo sebagai Ketua DPRD Kota Palembang menang 23 suara.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin meminta masyarakat tak segera mengambil kesimpulan dengan mengaitkannya dengan sengketa Pilkada Palembang.
”Biarkan kepolisian menyelidiki dulu. Jangan cepat mengambil kesimpulan,” ujarnya, seperti dikutip kompas.com. Alex menjamin kerusuhan tidak berlanjut dan meminta Polri melakukan pengusutan terhadap peristiwa itu.
Sebelumnya demonstrasi dilakukan sekitar 200 orang mendatangi Gedung DPRD Kota Palembang. Mereka melakukan orasi secara bergantian. Aksi yang diduga dilakukan pendukung Sarimuda-Nelly Rasdiana ini sempat merusak rambu lalu lintas, menutup jalan, dan pembakaran ban. Akibatnya sepanjang 2 kilometer jalan di atas Jembatan Ampera lumpuh total.(kmp/bhc/opn) |