BANDUNG, Berita HUKUM - Ada beberapa jenjang untuk sampai menuju kasta tertinggi dalam dunia internet, yaitu digital disruptor. Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Muchlas Arkanuddin mengatakan bahwa digital disruptor adalah individu atau kelompok yang memberikan pengaruh secara agresif dan menguasai wacana di internet.
"Dahsyat sekali kalau kita sudah menjadi digital disruptor. Untuk bisa mencapai level digital disruptor ini, persyarikatan secara agresif harus menggunakan teknologi dan model aktivitas dakwah terbaru untuk menguasai sasaran dakwah," tutur Muchlas dalam acara yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Jawa Barat pada Ahad (19/9).
Muchlas menyarankan agar Persyarikatan menyadari sepenuhnya bahwa ekosistem dakwah dan umpan balik dari warga dapat menjadi masukan yang konsisten untuk kepentingan inovasi. Karenanya, Muhammadiyah harus mampu menjaga sasaran dakwah yang sudah ada dan menciptakan sasaran dakwah yang baru. "Disrupsi digital ini bisa disikapi dengan kita menjalankan kegiatan-kegiatan transformasi digital dan endingnya yaitu mengantarkan Persyarikatan Muhammadiyah-Aisyiyah mencapai level digital disruptor," tutur Rektor Universitas Ahmad Dahlan ini.
Dalam menuju perannya sebagai digital disruptor, kata Muchlas, Muhammadiyah harus melakukan penguatan literasi dan budaya digital di semua tingkatan dari pusat hingga ranting. Dengan begitu, akan terbangun kepercayaan diri terhadap potensi digital yang dimiliki persyarikatan baik dari sisi sumber daya manusia, infrastruktur teknologi-informasi, maupun finansial.
Pakar teknologi dan informasi ini juga menyarankan agar 1) menumbuhkan spirit konvergensi dalam membangun produk-produk digital Persyarikatan; 2) membangun sinergitas yang lebih erat dan produktif antar unsur di semua tingkatan dan; 3) membangun hyper awareness, mengambil keputusan yang jelas dan tegas, mengeksekusi keputusan dengan cepat. "Ada 168 kampus Muhammadiyah dan 'Aisyiyah, itu sudah sangat cukup untuk mendukung kegiatan-kegiatan digitalisasi kita untuk mengambil peran sebagai digital disruptor," kata Muchlas.(muhammadiyah/bh/sya) |