JAKARTA, Berita HUKUM - Perkembangan teknologi informasi dan jejaring sosial memang sesuatu hal yang tidak bisa lagi di bendung dari berbagai kalangan. Apalagi bagi para pejabat-pejabat yang selalu berkicau di akun Twitternya. Sebab, jejaring sosial itu mungkin hal yang paling tepat bagi mereka untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka curahkan terhadap beberapa hal yang dinilai penting untuk diberitahukan ke berbagai publik.
Salah satu pejabat itu yaitu Drs Susno Duadji, SH, MSc. Beliau ini merupakan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) yang menjabat sejak 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009. Sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kapolda Jawa Barat.
Malam ini, Minggu (30/12) ia kembali berkicau di akun Twitternya di @susno2g yang mempunyai followers 12.185. Kicauannya itu berawal dari dialog Metro TV yang bertema "Angkat Kasus Pajak".
Ia mengatakan, kalau semua yang berjasa itu ingin jadi pahlawan, sebab mereka ingin mencari popularis semata. "Dialog meTro Tv mlm ini angkat kasus pajak, semua merasa berjasa ingin jadi pahlawan," tulis Susno Duadji di @susno2g.
Kemudian lanjutnya, apalagi kalau kita bicara tentang kasus century, semuanya berpendapat inilah itulah di berbagai media, bahkan mereka juga merasa kalau dirinya telah hebat. "demikian Century Gate diangkat ke media, semua berpedapat dan merasa hebat," tulis Susno Duadji.
Dan juga terhadap mafia-mafia Pajak dan Pengadilan yang selalu menjadi topik pembicaraan, kesemuanya ingin tampil lebih elegan di mata publik. "Mafia hukum jadi topik pembicaraan, Mafia Pajak , Mafia Pengadilan dll. Semua ingin tampil" .
Selanjutnya, semua publik di negeri ini katanya, cepat akan lupa siapa yang pertama mengungkap setiap kasus-kasus, sampai akhirnya ia malah di diskriminasi, dan dijadikan sebagai tujuan balas dendam atas keterungkapan kasus tersebut. "public negeri ini cepat lupa, siapa yg pertama ungkap itu semua dan akhirnya dikriminalisasi (Rekayasa n rekapaksa), balas dendam," bunyi twitnya Susno
Bahkan, atas terungkapnya kasus tersebut, ia malah dituduh sebagai kambing hitamnya, tanpa satu bukti yang akurat dan konkrit. "Lbh gila lg perkara yg dituduhkan justeru perkara yg dia ungkap sendiri, tanpa secuil barang bukti selain saksi palsu penuh kebohongan," tulis Susno Duadji di @susno2g.
Lebih jelas lagi Susno mengungkapkan, memang sulit mencari sebuah kata-kata kejujuran di negeri ini, apalagi dalam hal penegakkan hukum. "memang tidak mudah untuk berkata jujur dan benar di negeri ini, apalagi menegakan kebenaran dan keadilan," tulisnya.
Tetapi, hanya segelintir orang yang akan haus sebuah jabatan, dan pangkat yang masih begitu, karena mereka tidak takut lagi akan penjara, bahkan hujatan dari berbagai pihak, sebab mereka juga telah siap untuk setiap resiko yang ada. "hanya org yg gila jabatan, gila pangkat, dan tidak takut dihujat serta tidak takut penjara saja yg siap unt resiko".
Namun harapnya, janganlah merasa takut untuk mengungkapkan sebuah kebenaran dan keadilan, sekalipun resiko dan tantangan nantinya yang akan menghadang lebih berat. Serta, pintanya lagi, jangan pernah untuk mengungkapkan setiap fakta dalam setiap kasus itu, menunggu dukungan dari berbagai pihak dulu, sebab kejahatan itu tidak akan mampu melawan kebenaran. "jng takut unt berbuat sesuatu yg menurut kita benar walau resikonya berat, unt berbuat jng menunggu dukungan, krn tak akan mampu lawan..," tulisnya.
Bahkan katanya, untuk menurunkan nama baik seseorang itu cukup dengan menuduh dengan tuduhan yang ekstrim, baik dari kiri ataupun dari kanan, "zaman orba untuk menghabisi karir seseorang cukup dng dituduh ekstrim kiri/kanan/lainya, ,,,, sekarang ? > dikriminalisasi korupsi," tulis Susno Duadji pula dii @susno2g.
Sampai di akhir kicauannya ia mengatakan, negeri kita ini belum mempunyai instrumen yang memenuhi harapan yang kuat untuk mengawasi para penegak hukum, namun jangan heran kalau para pencari keadilan banyak yang kecewa kepada para penegak hukum. "negeri ini BELUM punya instrumen yg memenuhi harapan unt awasi aparat penegak hukum, jng heran kalau banyak pencari keadilan kecewa," tulis Susno Duadji di @susno2g.(bhc/opn) |