Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Legislatif    
Partai Gerindra
Tak Ada Kata Cuti untuk Tetap Memikirkan Masalah Sosial Bangsa
Thursday 03 Sep 2015 21:24:58
 

Anggota komisi VIII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mengumumkan mulai masa cuti melahirkannya dengan memaparkan dan berbagi informasi mengenai berbagai masalah sosial yang sedang dibahas di parlemen.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Sebuah tradisi baru dimulai oleh Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, anggota Fraksi Gerindra di DPR RI. Sebelum memasuki masa cuti bersalin, dari tanggal 1 September sampai dengan tanggal 30 November 2015, ia memutuskan untuk menyelenggarakan pertemuan dengan media sebagai sebuah kesempatan untuk berbagi informasi tentang perkembangan pekerjaannya di Komisi VIII.

“Saya memang harus cuti untuk mempersiapkan dan proses kelahiran bayi pertama saya. Tetapi tidak ada cuti untuk tetap memberi perhatian dan memikirkan masalah sosial di tengah bangsa ini,” kata Sara, demikian ia biasa disapa, dalam pertemuan silahturahmi dengan media di Jakarta, Kamis (3/9).

Sebagai anggota parlemen, Sara bergabung di Panja Penanggulangan Bencana, Panja RUU Penyandang Disabilitas, dan Panja Perlindungan Anak. Sekaligus, ia juga aktif sebagai anggota Pansus Timwas TKI serta Koordinator Bidang Media dan Jaringan Luar Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPPRI).

Perhatiannya tentang masalah-masalah sosial ini sudah digelutinya lama sebelum ia duduk sebagai anggota parlemen. Bahkan kerisauannya karena sering kali bersentuhan dengan masalah dan korban kekerasan, utamanya dari kalangan perempuan dan anak, Sara mendirikan Yayasan Parinama Astha yang berkonsentrasi pada penanggulangan tindak pidana perdagangan orang.

Saat ini, sebagai bagian dari partai yang memelopori penyusunan RUU Penyandang Disabilitas, Sara berkomitmen penuh untuk memastikan bahwa naskah RUU tersebut sudah akan sampai di meja Badan Legislatif DPR RI sesegera mungkin. Pembicaraan dan pembahasan untuk RUU Penyandang Disabilitas dilakukan dengas sangat serius, detil, bahkan tanpa mengenal waktu. "Saya dan beberapa rekan-rekan anggota di Komisi VIII, terutama yang berada di Panja RUU Disabilitas, berkomitmen penuh untuk menghasilkan RUU yang dapat diimplementasikan dengan baik dan membantu komunitas penyandang disabilitas,” papar Sara.

“Komunitas Disabilitas tidak butuh dikasihani. Saya yakin bahwa penyandang disabilitas sesungguhnya adalah orang-orang dengan kemampuan yang berbeda namun tetap berkarya dan mampu punya harga diri. Yang mereka butuhkan adalah kesempatan dan kepercayaan untuk membuktikan bahwa, seperti Presiden Abdurrahman Wahid, akan semakin banyak lagi penyandang disabilitas yang mengukir prasasti luar biasa," tambah Sara.

Mengenai masalah kebijakan pemerintah untuk usaha menyejahterakan rakyat, pada dasarnya Sara menyambut positif berbagai inisiatif Presiden Joko Widodo. Namun ia tetap mengkritisi implementasi kebijakan-kebijakan yang ada pada saat ini. “Kebijakan yang positif untuk menyejahterakan rakyat tanpa pendataan yang akurat akan membuat semua kartu-kartu sosial yang disediakan pemerintah menjadi kartu ajaib dalam makna tragis,” ungkap Sara yang terpilih menjadi Anggota DPR RI oleh masyarakat di daerah pemilihan Jawa Tengah IV yang meliputi wilayah Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.

“Tanpa data yang akurat, tervalidasi maupun terverifikasi, maka semua kartu yang seharusnya menjadi jalan keluar untuk masalah sosial hanya memperburuk situasi karena tidak tepat sasaran, mengakibatkan pemborosan besar-besaran, memantik gesekan horisontal,” jelas Sara, “dan pemerataan kesejahteraan hanya menjadi janji-janji kosong," katanya lagi.

Meski demikian, ia memiliki catatan positif mengenai kebijakan yang ada di beberapa kementerian maupun lembaga non-kementerian seperti Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang menjadi mitra kerjanya di Komisi VIII DPR. Menurutnya, BNPB merupakan contoh lembaga dengan kinerja yang baik. Hal itu ia nilai dari kesiapan BNPB dalam merespon bencana, mulai dari tahap preventif hingga rehabilitatif telah terbangun kian kokoh.

"Tinggal lagi BNPB dan BPBD perlu terus dipacu untuk mengedukasi masyarakat Indonesia agar benar-benar menjadi warga yang tanggap bencana. Merespon kinerja positif BNPB, saya menjadi bersemangat memperluas terobosan dalam rangka penyaluran bantuan dari APBN untuk kebutuhan rehabilitasi infrastruktur maupun masyarakat korban bencana," ungkap Rahayu yang saat ini selain menjabat Wakil Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPR RI, juga dipercaya sebagai Anggota BKSAP (Badan Kerja Sama Antar Parlemen) dan telah menjadi Ketua Kelompok Komisi BKSAP Fraksi sejak beberapa bulan silam.

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, pun bertugas sebagai delegasi RI di berbagai pertemuan dunia, diantaranya di IPU (Inter-Parliamentary Union) di Vietnam pada Maret 2015 dan APA (Asian Parliamentary Assembly) Standing Committee on Economic and Sustainable Development yang baru saja diselenggarakan di Jakarta beberapa minggu lalu. Sara pun diundang sebagai pembicara di beberapa konferensi seperti The International G-7/G-20 Parliamentarians’ Conference on #SheMatters yang diadakan oleh UNFPA (United Nations Fund for Population Activities) bekerja sama dengan UNORCID (The United Nations Office for REDD+ Coordination in Indonesia) dan SWARGA (Strengthening Women’s Participation and Representation in Governance in Indonesia) serta menjadi pembicara di Tropical Landscape Summit atas undangan Badan Koordinasi Penanaman Modal pada April 2015.

Memang masalah sosial di negeri ini menyisakan banyak pekerjaan rumah. " Oleh karena itu meski saya akan cuti untuk memastikan kelahiran anak pertama saya bisa berjalan dengan baik dan awal hidupnya menjadi fondasi untuk masa depannya yang sehat, saya akan terus memantau dan ikut mengawal terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum memenuhi penyelesaian dalam permasalahan-permasalahan yang ada. Terutama masalah sosial, perempuan dan anak yang menjadi fokus perhatian saya saat ini," tegas Sara, menutup pemaparannya.(pg/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Partai Gerindra
 
  Gara-gara Benur, Gerindra Babak Belur
  Sindir RY, Gerindra Ingatkan Bahaya DNA Koruptor di Bogor
  Sandiaga Uno Kembali ke Gerindra dan Tak Incar Posisi
  Menang Gugatan Pengadilan, Mulan Jameela dkk Siap Menatap Senayan
  Gerindra: Demi Indonesia, Prabowo Rela Dikecam karena Bertemu Jokowi
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2