JAKARTA, Berita HUKUM - Sebuah tanggul Kali Cipinang sepanjang 20 meter di RT 02/05 Kelurahan Makasar, Jakarta Timur, mendadak jebol diterjang air, sekitar pukul 05.00. Akibatnya, Jl Pusdiklat Depnaker dan Jl Masjid Suprapto langsung lumpuh.
Tak hanya itu, imbas dari jebolnya tanggul karena tak kuat menahan banjir kiriman dari Bogor itu juga membuat sekitar 1.000 rumah penduduk di lima kelurahan yaitu, Kelurahan Kebonpala, Halim, Makasar, Pinangranti dan Cipinangmelayu, Kecamatan Makasar, terendam banjir.
Banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat, ini sebenarnya mulai datang sejak pukul 21.00, Kamis (20/12) malam. Kondisi itu membuat air di Kali Cipinang meluap. Puncaknya sekitar pukul 03.30 debit air terus meningkat hingga akhirnya tanggul penahan air sepanjang 20 meter itu jebol.
Praktis air dari Kali Cipinang ini pun tumpah menggenangi rumah-rumah penduduk di RT 01-05 RW 5, Kelurahan Makasar. Begitu juga dengan empat kelurahan lain yang berdekatan Kelurahan Makasar, tak luput dari banjir kiriman tersebut.
Di lokasi tersebut tercatat ada 299 rumah yang dihuni 299 KK atau 979 jiwa terendam banjir dengan ketinggian antara 1,5-2 meter. Tingginya debit air Kali Cipinang, membuat Jl Raya Pusdiklat Depnaker ini lumpuh dan tak dapat dilintasi kendaraan. Jalanan berubah menjadi kali dengan kedalaman air mencapai 1 meter sepanjang kurang lebih 600 meter.
Camat Makasar, Makmun Ghozali mengatakan, akibat tanggul jebol sekitar 200 warga diungsikan ke GOR Ciracas dan sejumlah masjid yang terbebas dari banjir. Hingga saat ini banjir masih menggenangi rumah penduduk dan jalanan.
"Di Kecamatan Makasar, kalau ditotal dari lima kelurahan, jumlah rumah yang terendam banjir lebih dari 1.000 rumah. Saat ini warga di dekat tanggul jebol sudah diungsikan ke GOR Kecamatan Makasar dan sejumlah masjid yang aman dari banjir," ujar Makmun Ghozali, Jumat (21/12).
Ketua RW 03 Cipinangmelayu, Muchtar Usman mengatakan, air mulai menggenangi rumah warga sekitar pukul 02.00 dinihari tadi. Hingga saat ini banjir masih menggenangi sekitar 300 rumah yang tersebar di RT 10-14. Ketinggian air rata-rata 50-100 sentimeter.
Banjir juga menggenangi sekitar 300 rumah di RW 04 Cipinangmelayu, terutama di RT 01-07, dengan ketinggian air antara 40-80 sentimeter.
"Sampai siang ini belum ada tanda-tanda air akan surut. Warga banyak yang mengungsi di rumah sanak saudaranya. Kami juga siapkan pos RW 03 untuk tempat pengungsian," ujar Muchtar Usman.
Ia berharap, normalisasi Kali Sunter yang merupakan dekat hunian warga juga dilakukan secara maksimal, agar wilayahnya tidak terus dilanda banjir saat kali meluap. Saat ini, katanya, normalisasi hanya dilakukan di wilayah RW 10 dan 12, sedangkan di RW 03 dan 04 belum dilakukan sama sekali.(nrt/brj/bhc/rby) |