KUDUS, Berita HUKUM - Ratusan warga Dukuh Karangturi Desa Setrokalangan Kecamatan Kaliwungu Kudus memilih bertahan di tanggul Sungai Wulan di dekat rumahnya yang tenggelam untuk mengamankan ternak kerbau dan kambing piaraan, daripada pergi mengungsi ke tempat aman. Desa tempat mereka tinggal selama ini, kini terisolasi. Genangan air akibat banjir yang terjadi selama sepekan ini masih mencapai antara 1,5 meter hingga 3 meter. Kondisinya berbeda dengan desa lain di “Kota Kretek” yang sebagian besar sudah mulai surut.
Kepala Desa (Kades) Setrokalangan Edi Siswanto mengatakan, sekitar 200 orang warga yang tidak bersedia mengungsi membuat tenda- tenda di tanggul Sungai Wulan untuk menjaga ternak. Sedang warga yang mengungsi sebanyak 1.056 jiwa, ditempatkan di Kantor Kecamatan Kaliwungu, Balai Desa Garung Lor, Gedung PGRI dan Bidan Katmi.
“Di desa kami ada 320 unit rumah penduduk, hampir semuanya terendam dengan ketinggian antara satu setengah meter hingga tiga meter. Sedang satu- satunya akses keluar menuju jalan lingkar selatan sejauh dua kilometer, ketinggian genangan antara setengah meter hingga satu meter,” ujarnya, seperti yang dilansir krjogja.com, Selasa (28/1).
Untuk menjangkau Dukuh Karangturi dan Setrokalangan, hanya bisa dilakukan dengan menggunakan rakit dari rangkaian gabus atau stereofoam. Penyebab banjir kali ini akibat curah hujan yang tinggi, diperparah letak desa yang berada di daerah cekungan.
Kapolsek Kaliwungu AKP Subakri menyatakan, selain dilakukan patroli petugas, warga setempat melarang penduduk luar yang tidak dikenal masuk ke desa itu. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pencurian. Selain Setrokalangan, masih ada beberapa desa di Kecamatan Kaliwungu yang tergenang banjir, di antaranya Desa Banget dan Kedungdowo. Namun ketinggian air di desa itu tidak setinggi di Desa Setrokalangan.(Trq/yon/kr/bhc/sya) |