ABUJA (BeritaHUKUM.com) – Sebuah ledakan di luar gereja dekat ibukota Nigeria, Abuja menewaskan 35 orang warga sipil. Sedangkan satu polisi tewas di kota Jos dan empat korban lainnya terbunuh di kota Damaturu. Kelompok militan Islam Boko Haram mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pada serangan pertama di luar Gereja St Theresa di Madalla, dekat Abuja, 35 orang tewas dan 50 lainnya luka. Rumah-rumah sekitar turut hancur jadi korban. Pendeta setempat menyatakan bahwa ledakan bom terjadi menjelang misa pagi selesai. Peristiwa ini digambarkan sangat mengerikan dan puluhan orang tewas dengan luka mengenaskan serta dibuat panik.
Kantor berita Reuters, Minggu (25/12), melaporkan bahwa masyarakat setempat dilaporkan marah akibat serangan dan juga karena lambatnya bantuan darurat datang. Ribuan anak muda membangun penghalang di jalan-jalan menuju ibukota dari arah utara yang didominasi kelompok Muslim, dan bentrok dengan polisi yang menembakkan gas air mata.
Sedangkan di kota Jos, sebuah ledakan dekat Gereja Gunung Api dan Keajaiban, diikuti rentetan tembakan yang menewaskan satu polisi. Sementara di kota Damaturu, arah timur laut, terjadi dua kali ledakan. Salah satunya adalah bom bunuh diri dengan mobil yang ditujukan pada konvoi pasukan pengamanan pemerintah. Dari empat orang tewas itu, satu di antarnta termasuk pelaku ledakan.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan yang juga penganut Kristiani mengatakan, serangan ini merupakan tantangan terhadap kebebasan dan keamanan. “Nigeria harus bersatu untuk mengutuknya. Saya ingin yakinkan semua warga Nigeria bahwa pemerintah tak akan tinggal diam dalam upaya menghukum para pelaku (kejahatan ini)," tegas dia.
Sementara itu, sejumlah pernyataan berisi kecaman terhadap pelaku kekerasan di Nigeria tepat pada malam Natal yang menewaskan 40 orang itu, juga muncul dari berbagai penjuru dunia. Kantor Presiden AS di Gedung Putih menyatakan serangan itu adalah kekerasan tanpa otak. Sementara menurut Menlu Inggris bom diledakkan para pengecut.
Bahkan, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyampaikan solidaritas terhadap upaya (Nigeria) melawan aksi terorisme. Sedangkan Menlu Jerman Guido Westerwelle menyatakan bahwa pada hari Natal ini, dunia tetap tak bebas dari sikap pengecut dan rasa takut akan terorisme.
Sementara menurut Vatikan menyerang gereja adalah "kebencian buta" yang bertujuan "menumbuhkan dan menyuburkan kebencian dan kebingungan". Selain kecaman, sejumlah negara juga menawarkan bantuannya untuk mengusut dan membasmi kelompok teroris tersebut.(bbc/sya)
|