BRASIL, Berita HUKUM - Ratusan ribu orang menggelar demonstrasi damai di seluruh wilayah Brasil menentang korupsi yang diduga dilakukan partai pemerintah. Jumlah orang yang mengikuti demonstrasi lebih kecil dibandingkan pada Maret lalu yaitu 1,5 juta orang mengikuti aksi anti korupsi.
Para peserta menuduh Partai Buruh yang berkuasa terlibat dalam kasus penyuapan di perusahaan minyak milik negara Petrobas.
Presiden Dilma Rousseff membantah keterlibatan dan penyelidikan oleh kejaksaan agung membuktikan Partai Buruh tidak bersalah.
Meski demikian para pemrotes tetap yakin presiden Brasil mengetahui skandal tersebut. Bahkan sejumlah kalangan meminta Dilma Rouseff untuk mundur.
Oposisi menyebutkan dugaan penyuapan yang dilakukan oleh para politisi itu terjadi ketika Rousseff menjadi pemimpin perusahaan minyak.
Jumlah peserta protes berbeda-beda, polisi menyebutkan 696.000 turun ke jalan pada Minggu, tetapi media Globo mengutip penyelenggara yang menyatakan demo diikutin oleh 1,5 juta orang.
Pemrotes memakai kaos kuning tim sepakbola nasional dan bendera Brasil, serta memegang poster bertuliskan "Keluar Dilma" dan Pemerintah Korup".
Koresponden BBC di Rio de Janeiro mengatakan lebih dari peserta aksi yang digelar di kota berasal dari kalangan kelas menengah dan berkulit putih.
Partai Buruh telah berkuasa sejak Presiden Luiz Inacio Lula da Silva diambil sumpah untuk jabatan periode pertamanya pada Januari 2003.
Pada awal bulan ini, Mahkamah Agung menyetujui penyelidikan terhadap 54 orang yang dituduh terlibat dalam skema korupsi.
Tuduhan itu menyebutkan perusahaan-perusahaan swasta menyuap pejabat korup untuk mendapatkan kontrak dengan Petrobras.
Banyak pendemo menyerukan keluar Ms Rousseff, dengan beberapa intervensi militer bahkan mendukung dalam throwback untuk 1964-1985 ketika Brazil diperintah oleh rezim militer.
Partai Buruh telah terlibat dengan investigasi yang menemukan beberapa kontrak Petrobras yang meningkat dan keuntungan krim off untuk para eksekutif dan politisi.
Fabio Ostermann, seorang ilmuwan politik yang mendukung Gratis Brazil Gerakan (MBL), mengatakan: "Kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa Brasil tidak lagi sebuah negara di mana politisi dapat melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa menderita konsekuensi.
"Dilma tidak lagi memiliki kondisi politik, hukum atau terutama moral untuk menempati presiden republik ini. Sudah waktunya untuk impeachment atau menyerah."
Sebuah jajak pendapat oleh lembaga riset Datafolha menemukan korupsi adalah motivasi terbesar untuk protes di São Paulo dengan 44 persen percaya Ms Rousseff akan dipaksa keluar.(BBC/telegraph/bh/sya) |