JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua DPR RI, Marzuki Alie, Jumat (11/7) lalu menggelar acara buka puasa bersama. Pada Kesempatan itu hadir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny. Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ny.Herawati Boediono. Tak ketinggalan pula Wakil Ketua DPR, Pramono Anung serta beberapa Kepala Lembaga Negara lain, dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.
Dalam sambutannya selaku tuan rumah Marzuki mengungkapkan bahwa sejatinya buka puasa tersebut merupakan buka puasa terakhir dirinya sebagai pimpinan DPR RI. Oleh karena itu pihaknya berterimakasih kepada Presiden SBY beserta isteri, dan Wapres Boediono beserta isteri yang selama menjabat tidak pernah absen untuk menghadiri undangan buka puasa bersama di kediamannya.
“Buka puasa selama ini juga untuk menjalin tali silaturahim, memperpanjang usia dan menambah rizki,”ungkap Marzuki.
Marzuki menambahkan bahwa wajah DPR sejak masa orde baru hingga masa reformasi dan demokrasi seperti saat ini telah dilakukan banyak pembenahan. Dalam hal kesekjenan misalnya, meski tersendat-sendat dalam kurun waktu lima tahun telah banyak perubahan menuju perbaikan yang telah dijalaninya. Tak berlebihan jika kemudian lebih dari tiga puluh penghargaan diraih Kesetjenan DPR.
Begitupun halnya dengan wajah DPR sebagai institusi Politik. Khusus hal yang satu ini, Partai Politik memiliki peranan penting dalam merubah DPR ke arah yang lebih baik lagi. Karena anggota DPR dipilih oleh Parpol yang kemudian diserahkan kepada masyarakat.
“Insya Allah DPR sebagai lembaga politik akan berwajah lebih baik lagi, karena ke depan anggota DPR akan dibantu oleh Tenaga Ahli (TA) sebagai tenaga fungsional yang professional. Sehingga ke depannya anggota DPR murni akan berbicara masalah politik saja, tidak yang lainnya. Sehingga berapapun UU yang ditargetkan, akan diselesaikan dengan baik,”paparnya.
Marzuki berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah bekerjasama dengan baik kepada DPR dalam menjalankan tiga fungsi legislasinya. Sebagai manusia biasa, Marzuki juga memohon maaf jika selama ini memiliki salah, namun hal tersebut merupakan kekhilafan semata dan tidak ada maksud bagi dirinya untuk menyakiti. Ia berharap ke depannya silaturahim dapat terus berlangsung dengan baik, dan kondisi bangsa Indonesia juga menjadi lebih baik lagi.(Ayu/dpr/bhc/sya) |