JAKARTA, Berita HUKUM - Kepala Lapas Klas IIA Salemba Jakarta Pusat Yosafat Rizanto menuturkan, selama masa Pandemi Covid-19 pihaknya terus memotivasi warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk tetap berkarya melalui pembinaan kemandirian.
"Masa pandemi dilapas Salemba, Warga binaan (WBP) tetap diberikan skill (keahlian) untuk mengembangkan minat dan bakat," kata Yosafat kepada wartawan, Senin (23/8).
Pengembangan minat dan bakat, lanjut Yosafat, warga binaan dilatih melalui pembinaan kemandirian dengan berbagai keahlian.
"Seperti sablon, barber shop, pertukangan, pengelasan, mabeler, pertanian, perkebunan, pembuatan sandal, dan lainnya," ujarnya.
Yosafat mengatakan, program pembinaan kemandirian itu berkolaborasi dengan sejumlah stakeholder, diantaranya Disnaker (Dinas Tenaga Kerja), BAZNAS, Angkasa Pura I, PT AVA, Second Change dan beberapa Hotel di Jakarta.
"Sehingga WBP tetap menghasilkan dimasa pandemi ini," ujar Yosafat.
Meski demikian, Yosafat mengakui, bahwa masa Pandemi Covid-19 berdampak terhadap kehidupan manusia, salah satunya roda perekonomian terganggu akibat penerapan pembatasan mobilitas masyarakat oleh Pemerintah sebagai upaya memutus penularan virus Covid-19, tak terkecuali pemasaran produk hasil karya warga binaan.
"Walaupun profitnya agak menurun tapi kita tetap mengembangkan dengan pasar diluar," tukasnya.
Lebih lanjut Yosafat menambahkan, warga binaan yang akan bebas diberikan pelatihan menjahit dan servis AC. Ia berharap jika selesai menjalani masa hukuman, mereka bebas dengan bekal keahlian untuk mencukupi hajat hidupnya.
"Setelah bebas nanti akan diberikan mesin jahit portable untuk mereka supaya dapat digunakan diluar," imbuhnya.(bh/amp) |