Pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) pada saat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berpotensi dijadikan instrumen bagi partai politik tertentu menuju 2014.
“Saya melihat dari prospek politik di tahun politik ini semua kekuatan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan kompensasi sebagai instrumen politik untuk citra partai," kata Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Mercu Buana Heri Budianto di Jakarta, Sabtu (15/6).
Menurutnya, menaikkan harga BBM bersubsidi merupakan kebijakan yang tidak popular, karena pemerintah menyadari hal ini akan membebani masyarakat miskin. Kemudian, pemerintah membuat kompensasi berupa BLSM untuk melindungi masyarakat miskin.
Heri menegaskan partai penguasa saat ini belum menyadari program tersebut akan dimanfaatkan partai politik lain untuk melakukan pencitraan. "Nah inilah menurut saya menjadi catatan penting bahwa ada sebuah kekuatan politik yang kemudian menjadikan kompensasi ini sebagai instrumen politik meningkatkan elektabilitas, citra ke publik, dan sebagainya," ujarnya.(dry/ipb/bhc/opn) |