ACEH, Berita HUKUM - "Hakim itu wakil tuhan di bumi, atau setengah dewa". Hal ini disampaikan direktur eksekutif Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH seusai memantau sidang di Pengadilan Negeri Langsa Senin (13/5) selaku pengacara korban dalam kasus penganiayaan yang dilakukan MS (oknum Polisi jajaran Polres Langsa).
Sidang lanjutan kasus penganiayaan yang dilakukan terdakwa MS terhadap Abdullah honorer di rumah sakit umum daerah Langsa, Safaruddin SH menilai majelis Hakim yang diketuai Noor Ichwan Ichlas RA SH, didampingi dua orang Hakim anggota, Muhammad Tahir SH dan Sulaiman M SH MH sangat memojokkan korban.
Korban Abdullah dihadirkan ke persidangan oleh Jaksa Penuntut Roby SH dan Isnawati SH sebagai saksi korban bersama kakak kandungnya N, keluarga korban merasa keberatan terhadap majelis Hakim yang selalu memotong kesaksian korban, dan tidak memberi ruang untuk menjelaskannya.
Menanggapi keberatan keluarga korban, Safaruddin SH selaku pengacara dari pihak korban mengatakan akan melaporkan Hakim yang menangani perkara tersebut ke pengadilan tinggi, apabila korban tidak dapat pelayanan hukum yang selayaknya.
Menurut Safaruddin SH, seharusnya majelis menggali fakta-fakta di persidangan, dan memberi kesempatan kepada korban untuk menjelaskanan apa yang ingin disampaikan korban, namun kenyataannya yang dilakukan majelis hakim selalu memotong keterangan korban dengan kata kata berdamai.
Sementara ketua majelis hakim yang juga wakil ketua pengadilan Negeri Langsa Noor Ichwan Ichlas RA SH, saat di konfirmasi media ini mengatakan tidak ada maksud menghilangkan kesempatan untuk korban menjelaskan apa yang ingin disampaikan.
Kita majelis hakim juga ingin semua bukti bukti, Noor Ichwan menambahkan Majelis Hakim tidak bermaksud menghalangi ruang gerak korban untuk memberi keterangan, hanya saja keterbatasan waktu, maka kita selalu mengeluarkan kata-kata sudah berdamai.(bhc/kar) |