JAKARTA, Berita HUKUM - Mobil listrik Tucuxi milik Dahlan Iskan yang sempat tersengat listrik, setelah dituduh melakukan penjiplakan, dan belum lagi usai persoalan itu semua, hari ini saat mobill listrik Tucuxi warna merah ini sedang menjalani tes tempuh jalan jarak jauh dari Solo, Jawa Tengah menuju Surabaya mengalami kecelakaan di Desa Ngerong, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sabtu (5/1).
Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa menyatakan Menteri BUMN Dahlan Iskan selamat dari peristiwa naas ini.
Mobil 'Ferrari' listriknya yang dikendarai Dahlan ringsek berat, hingga seluruh kaca dan body hancur akibat benturan keras dengan tebing, mobil Ferari ini juga menabrak tiang listrik dan satu mobil Panther pribadi milik orang lain yang kebetulan berada dilokasi.
Sebelumnya dikabarkan melalui Antaranews.com bahwa, Dahlan Iskan sempat membuat acara ruwatan. "Acara yang disebut Murwat Kolo itu agar mobil Tucuxi terhindar dari segala bahaya, dan fitnah dari manapun," kata kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kementerian BUMN, Faisal Halimi, di Jakarta, Jumat (4/1).
Rencananya ruwat akan dilakukan di Solo pada hari Sabtu (5/1) dalam sebuah upacara mandi kembang yang akan dilakukan dalang terkenal Ki Manteb Sudarsono.
Dijelaskan, ruwetan akan dilaksanakan tepat pada pukul 13:00 WIB lewat 11 menit, karena menurut hitungan Tahun Soko merupakan saat yang paling tepat untuk upacara Murwat Kolo.
"Selesai Murwat Kolo, Dahlan Iskan akan mengendarai mobilnya menuju Surabaya melewati rute Tawangmangu, wilayah sejuk dan nyaman dengan ketinggian sekitar 1.305 meter di atas permukaan laut," pungkasnya.
Namun takdir berkata lain, mobil yang dikendarai Dahlan Iskan yang seyogyanya akan sedang menjalani tes 1000 km tempuh jalan jarak jauh dari Solo, Jawa Tengah, menuju Surabaya mengalami kecelakaan di jalan yang menurun di Desa Ngerong, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sabtu (5/1).
Sementara, dalam wawancaranya di MetroTV melalui via telepon mengatakan bahwa, ia terpaksa menabrakkan mobilnya warna merah tersebut ke tebing untuk meminimalisir risiko yang akan terjadi dan merenggut nyawanya, karna rem tidak berfungsi.
"Saya harus memutuskan apa yang harus saya lakukan saat itu, di depan agak ke bawah, saya lihat tebing. Lalu saya tabrakkan mobil ke tebing. Kalau tidak, mobil akan terus meluncur dan akan membuat kecelakaan hebat, serta risikonya saya harus meninggal dunia," kata Dahlan, Sabtu (5/1).
Dahlan menceritakan, perjalanannya tersebut dimulai dari Solo Jawa Tengah, namun tidak ada masalah apapun di tengah perjalanan. Mobil yang mirip menyerupai dengan mobil sport merk terkenal Ferrari yang dia kendarai pun dikatakannya sangat handal dan kuat saat dibawa di kondisi jalan menanjak.
"Mobil listrik saya sangat hebat sekali, saat tanjakan lebih bagus," katanya.
Akan tetapi, Dahlan sepertinya memiliki firasat tidak baik pada saat itu. Namun, ketika sadar, katanya, didepannya sudah ada jalur turunan curam, setelah itu saya buru-buru menginjak rem. Namun, naasnya mobil tetap meluncur bebas saat jalan menurun, dan mobil tidak bisa direm lagi.
"Saya sudah khawatir saat menuruni puncak, saya sudah pasang kaki di rem sampai ke Sarangan, namun saya kurang pandai mengendalikan rem, sampai ke'ousan remnya blong," katanya.
Ternyata, seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa, pencipta mobil listrik ala "Ferrari" dengan merk Tucuxi, oleh Danet Suryatama, mengaku kecewa dan menilai Menteri BUMN, Dahlan Iskan, membiarkan adanya pelanggaran hak cipta atas mobil buatannya dibongkar pihak lain.
"Saya kecewa. Tanpa sepengetahuan saya mesin mobil Tucuxi itu dibongkar. Ini tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah kami buat," kata Danet ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (3/1).
Menurut dia, pembongkaran mesin mobil Tucuxi dilakukan secara diam-diam di bengkel modifikasi Kupu-Kupu Malam' yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Hal ini mengakibatkan kerahasiaan teknologi mobil ciptaannya terbuka.
"Dahlan sebagai pemilik mobil seharusnya tahu bahwa urusan mesin seharusnya diserahkan kepada saya, bukan ke Kupu-Kupu Malam," katanya.
Kejadian itu, menurut dia, terindikasi bahwa Kupu-Kupu Malam sedang melakukan "penjiplakan" teknologi mobil listriknya.
Padahal, ia mengemukakan, sesuai perjanjian mobil senilai sekira Rp 3 miliar itu masih dalam pengawasannya, karena terkait dengan garansi atau jaminan, terutama sistem kelistrikan.
Ia menceritakan, mobil listrik itu sudah disiapkan untuk Dahlan Iskan pada 21 Desember 2012, namun pada Sabtu (22/12) Dahlan mengutus orang lain untuk melakukan perawatan dan membawanya ke Jakarta.
Pada 23 Desember 2012, Dahlan langsung melakukan ujicoba sekaligus memamerkannya di kawasan Senayan, Jakarta.
"Tapi, setelah itu, kita tidak diizinkan untuk melihat mobil hasil ciptaan saya itu. Baru kemudian pada 26 Desember 2012 saya dapat informasi dari teman media massa bahwa mobil tersebut ada di Kupu-kupu Malam," ujarnya.
Saat itu juga, pria jebolan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang meraih gelar Doktor dari Michigan, Amerika Serikat (AS) itu, langsung mengirim anak buahnya untuk melihat langsung ke Kupu-Kupu Malam.
"Apa yang terjadi? Mobil tersebut sudah diacak-acak. Bahkan, Kupu-Kupu Malam mengikutkan dua orang dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk melihat langsung jeroan mobil ciptaan saya," kata Danet.
Ia mengemukakan, kalau memang ada ketidakberesan soal kelistrikannya bisa diberitahu kepada pihaknya.
"Bukan main bongkar seperti itu. Mereka melakukan reengeenering mobil itu, yang mengindikasikan ada upaya menjiplak teknologinya," ujarnya.
Pada hari yang sama, ia pun langsung mengirimkan surat elektronik (surel) kepada Dahlan Iskan, namun tidak dijawab.
"Hanya ada SMS dari nomor yang tidak saya ketahui, yang bernada mengancam agar protes saya tersebut tidak diteruskan," ujarnya.
Pria yang kembali ke Tanah Air pada 2011 setelah 10 tahun bekerja di perusahaan mobil terkenal di AS, Chrysler, itu mengaku kecewa dengan kejadian yang dialaminya.
"Saya disuruh kembali ke Indonesia oleh Dahlan Iskan. Saya penuhi dan dengan tulus ingin membantu industri otomotif di Indonesia, tetapi yang saya dapatkan adalah perlakuan yang tidak menyenangkan. Hak cipta saya tidak dihargai," ujarnya.(dbs/bhc/put) |