JAKARTA, Berita HUKUM - Sembilan orang pelukis Jakarta menggelar pameran bertajuk; Seni Untuk Kebanggsaan yang berlangsung pada 27-30 Juni 2014 di Teater Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Adapun, kesembilan pelukis tersebut antara lain Chandra Johan, Yoes Rizal, Baron Basuning, Yahya TS, Hudi Alfa, Adi Kaneko, Hadisiswanto, Getarti Nitisastro dan Clara Zondag.
Ir. Hatta Rajasa Cawapres nomor urut 1 yang dijadwalkan membuka acara pagelaran Pameran Lukisan Bersama 9 Pelukis 'Seni Untuk Kebangsaan' itu, tidak hadir pada acara, karena dikabarkan kelelahan, hal ini juga diketahui dari seorang ajudannya, yang disampaikan salah seorang panitia Baron Basuning, yakni Seniman senior yang dikenal sebagai pelukis Abstrak.
"Bahwa beliau dikarenakan kondisi fisik yang sudah lelah dan kecapean, karena seusai dari luar kota bandung dan tasikmalaya, kiranya para peserta yang hadir, mohon memaklumi beliau dan kami minta maaf atas hal ini," ujar Baron di Teater kecil TIM, Cikini, Jakarta, Jumat (27/6).
Perupa dan Pengamat Seni Rupa Chandra Johan mengatakan dalam katalognya bahwa, tujuan terjadinya pameran tersebut untuk menciptakan sebuah perubahan di Indonesia.
"Caranya, hasil penjualan lukisan tersebut sebagiannya diberikan kepada capres-cawapres yang bertarung di Pilpres 2014, sebagai simbol dukungan," katanya.
Yoes Rizal pelukis lulusan FSRD ITB yang telah beberapa kali mengadakan pameran di luar negeri menyampaikan ditengah-tengah kata sambutannya, yang mana pada pesta demokrasi ini para Seniman sering berada di garis pinggir. Para seniman seakan hanya sebagai pengembira yang seakan tak memiliki peran apa-apa dalam dunia politik.
Seniman memang tidak berpolitik praktis, tapi memiliki kepedulian politik adalah sesuatu yang niscaya, tanpa harus di iming-imingi sesuatu yang tak berarti apa-apa bagi karir seorang seniman. Kepedulian pada pesta demokrasi adalah sikap kebangsaan.
"Kami merasa sama-sama menginginkan agar bangsa ini kelak menjadi lebih baik, barang kali kepedulian segelintir para pelukis ini tak berarti apa-apa dibanding ratusan juta umat yang menginginkan perubahan itu berarti. Bukankah ratusan juta umat yang menginginkan perubahan itu lahir dari percikan-percikan kecil kepedulian seperti ini? Demokrasi hanya bisa berarti jika menghargai individualitas dan setiap individu tidak memiliki kesamaan dengan individu yang lain," seperti sikap dukungan Yoes mewakili para Seniman lainnya sebagai tanda dukungan pada Prabowo-Hatta.
Pantauan pewarta, pada salah satu lukisan Prabowo Subianto yang di lukiskan Yoes Rizal terdapat tulisan dibawahnya yang menuliskan.
'Saya Letnan Jendral (Purn) Prabowo Subianto saya warga negara yang menghendaki pemerintah nasional yang berani, benar dan berhasil demi mewujudkan Indonesia Raya, Macan Asia. membangun pemerintah nasional yang bersih, kuat dan efektif agar dapat melayani kebutuhan rakyat Indonesia', seakan tanda simpatinya pada psangan Capres Prabowo-Hatta, pada hasil karya lukisan tersebut juga mengambarkan seperti lukisan Prabowo Sugianto, Hatta Radjasa, Abu Rizal Bakrie dan Sosok (Alm) Soeharto saat di Mekkah(bhc/bar)
|