JAKARTA, Berita HUKUM - Dukungan yang diterima bakal calon Presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo, tidak sekuat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat menjadi capres Partai Demokrat di Pemilu 2009 lalu.
PDIP harus masih ekstra kerja keras demi memuluskan langkah Jokowi menuju RI 1.
"SBY pada April 2009 lalu sudah mendapat dukungan 60 persen. Jokowi pada April 2014 baru 40 persenan," kata pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, kepada wartawan di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Rabu (9/4).
Denny mengatakan, ada penggembosan dukungan ke Jokowi setelah PDIP mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi capres. Saat itu, muncul dua kampanye negatif yang dilayangkan oleh sejumlah pihak.
Kampanye negatif pertama adalah kemunculan iklan yang menguak janji Jokowi untuk menyelesaikan persoalan DKI Jakarta dalam lima tahun. Kampanye negatif kedua terkait kasus dugaan korupsi pengadaan Transjakarta dan BKTB pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2013 lalu.
Bahkan, menurut Denny, jika Kejaksaan Agung sampai memanggil Jokowi untuk menjalani pemeriksaan, tentu saja hal itu akan sangat berpengaruh.
"Kalau Jaksa manggil Jokowi sebelum pilpres akan jadi problem baru. Jokowi tidak akan seharum dulu. Akan tiba saatnya Jokowi alami penggembosan," terang Denny.(ald/rmol.co/idm/bhc/sya) |