JAKARTA, Berita HUKUM - Alumni BEM Se-Indonesia merasa prihatin situasi politik jelang Pilpres 2019 saat ini, karena regenerasi bangsa mengalami stagnasi. Hal tersebut disampaikan Mirza Rangkuti, Juru Bicara Sekretariat Bersama Kebangsaan Alumni BEM Se-Indonesia.
Hasil diskusi terbatas di sosial media dengan para alumni BEM seluruh nusantara menunjukan para aktivis kecewa karena regenerasi perpolitikan Indonesia mengulang 5 tahun yang lalu.
"Seakan tidak ada regenerasi bangsa, karena kandidat presiden hanya mengerucut pada nama Jokowi dan Probowo," ungkapnya di Jakarta, Selasa (31/7).
Mirza mengatakan kekecewaan tersebut, sebab perpolitikan Indonesia dikuasai elit tua yang memikirkan ketersediaan logistik sendiri dibandingkan kondisi ekonomi rakyat yang semakin sulit.
Aktivis alumni BEM berpandangan kinerja Jokowi selama 5 tahun terakhir sudah bekerja, namun belum mampu mensejahterakan rakyat.
Ketersediaan infrastruktur sedang dibangun jokowi seperti jalan layang dan infrastruktur pariwisata diperuntukan hanya untuk kalangan pemilik kendaraan dan yang mampu melakukan pelancongan saja. "Indonesia dibangun tapi mayoritas rakyat masih termarjinalkan," ungkapnya.
Kebanyakan rakyat di desa tidak punya duit untuk melakukan pelancongan dan tidak memiliki kendaraan. "Mereka butuh ketersediaan pangan murah dan kemampuan daya beli membeli sembako, sedangkan saat ini kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Sedangkan Prabowo dalam beroposisi lima tahun terakhir tidak memberikan peran oposisi sebagaimana mestinya.
Mirza menambahkan bahwa aktivis melihat Indonesia masa depan tidak berada di sisi Jokowi dan Prabowo lagi. Aktivis alumni BEM menilai Indonesia perlu anak bangsa yang lain yang lebih muda, lebih bersemangat dan lebih mempuni daripada keduanya Jokowi dan Prabowo.
"Saya pikir Indonesia memiliki 260 juta penduduk yang didalamnya tidak hanya Jokowi saja tapi banyak lainnya namun logika elit saat ini tidak berpihak pada rakyat melainkan pada kekuasaan dan logistiknya saja," kata Mirza menyatakan singkat.
Elit politik Indonesia diisi kaum tua yang tidak memahami mimpi, cita-cita dan keinginan bangsa Indonesia saat ini. Dunia sudah berubah, teknologi dan sosial media telah banyak mengubah dunia saat ini namun elit politik Indonesia tidak berubah.
"Ini harus kita lawan dan sekber alumni BEM Kami ingin pemilu 2019 Indonesia memiliki memimpin baru selain Jokowi dan Prabowo sebaiknya jadi guru bangsa atau 'king maker'," ujarnya.
Sekber Alumni BEM se-Indonesia adalah kesekretariatan bersama para alumni Badan Eksekutif Mahasiswa Indonesia yang didalamnya terdapat ketua BEM dan aktivis yang terdiri dari Alumni BEM Universitas Indonesia, UNJ, BSI, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, ITB, UNDIP, UNPAD, UGM, IPB, UNHAS, UNIRAM, UNILA, UNSOED, UNAIR , Unsyiah Aceh dan Udayana.(bh/mnd) |